Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji menjadikan pembangunan berkualitas tinggi sebagai kekuatan penuntun ekonomi nomor dua di dunia itu. Hal ini menunjukkan para pemimpin puncak sedang bersiap untuk mengambil langkah-langkah besar untuk meningkatkan permintaan atau menahan kemerosotan properti.
Partai Komunis yang berkuasa memberi isyarat Tiongkok akan tetap mengikuti rencana Xi untuk menggunakan manufaktur maju untuk menghasilkan pertumbuhan. Fokus pada mesin pabrik dapat meningkatkan ketegangan perdagangan, dengan lonjakan ekspor Tiongkok yang telah mendorong tarif baru dari AS dan Uni Eropa.
"Pembangunan berkualitas tinggi adalah misi utama membangun negara sosialis modern," kata Kantor Berita resmi Xinhua setelah pertemuan empat hari di Beijing, dilansir Channel News Asia, Jumat, 19 Juli 2024.
Slogan tersebut biasanya ditafsirkan untuk menekankan kualitas pertumbuhan ekonomi dibandingkan kecepatan absolutnya. Hal ini berpusat pada ambisi Xi untuk meningkatkan rantai nilai melalui inovasi teknologi dan menjadi lebih tangguh terhadap pembatasan perdagangan AS.
Partai yang berkuasa biasanya mengeluarkan laporan yang lebih rinci beberapa hari setelah menyelesaikan Sidang Pleno Ketiga. Kebijakan-kebijakan spesifik yang mengambil isyarat dari konferensi tersebut kemungkinan besar akan muncul dari pertemuan Politbiro Tiongkok yang beranggotakan 24 orang pada akhir bulan ini, yang biasanya berfokus pada isu-isu ekonomi pada tahun ini.
Para pejabat Tiongkok menghadapi seruan untuk menyeimbangkan kembali perekonomian karena belanja konsumen melambat sementara ekspor meningkat dan kebijakan berfokus pada sektor ramah lingkungan baru seperti mobil listrik dan panel surya.
Data kuartal kedua di bawah ekspektasi minggu ini, setelah penjualan ritel pada Juni naik pada laju paling lambat sejak 2022 sehingga menambah tekanan pada Beijing untuk berbuat lebih banyak guna merangsang konsumen.
Toleransi kepada melambatnya pertumbuhan ekonomi
Para pejabat Tiongkok menegaskan kembali tekad mereka untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi tahun ini, yang mencakup target pertumbuhan tahunan sekitar lima persen. Xi mengatakan laju Produk Domestik Bruto (PDB) seharusnya tidak lagi menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan pembangunan.
Prioritas lainnya termasuk menciptakan sistem yang lebih baik dalam menetapkan kebijakan makroekonomi, yang berpotensi menjadi acuan untuk menghindari tindakan keras seperti yang terjadi pada sektor pendidikan dan teknologi beberapa tahun lalu dan mengurangi kepercayaan investor.
"Masih ada penekanan kuat pada pertumbuhan berkualitas tinggi. Ini berarti toleransi terhadap periode pertumbuhan yang sedikit lebih lambat tetap berlaku," ujar Kepala Strategi Makro Tiongkok di Standard Chartered Becky Liu.