Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.
Texas: Harga minyak dunia terkoreksi pada penutupan perdagangan kemarin. Melemahnya minyak dunia tertahan dengan kabar OPEC yang akan mengurangi produksinya.
Harga minyak dunia acuan WTI melemah 2,6 persen dengan berada pada level USUD75,57 per barel dikutip Sabtu, 24 Februari 2024. Kemudian minyak dunia acuan Brent melemah 2,5 persen dengan berada pada level USD81,58 per barel.
Serangkaian data perekonomian yang lemah di seluruh dunia memicu lebih banyak kekhawatiran atas melambatnya permintaan, terutama setelah data yang dirilis pekan lalu menunjukkan Inggris dan Jepang memasuki resesi pada kuartal keempat.
Ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama juga membebani prospek permintaan minyak mentah, karena beberapa sinyal dari Federal Reserve menunjukkan bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunga.
Penurunan klaim pengangguran mingguan yang tidak terduga, ditambah dengan rentetan sinyal hawkish dari The Fed juga menambah keraguan terhadap prospek penurunan suku bunga lebih awal pada 2024. The Fed kini diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun ini.
pemangkasan produksi
Harga minyak dunia tertahan setelah pengamat dan analis industri minyak bertaruh pada OPEC+ yang akan memperpanjang pengurangan produksi minyaknya melampaui kuartal pertama tahun 2024 ke kuartal berikutnya, berdasarkan survei terbaru Bloomberg yang diungkapkan pada hari Jumat.
Survei anonim tersebut memperkirakan bahwa OPEC+ akan terpaksa memperpanjang pengurangan produksinya hingga kuartal kedua tahun 2024, dengan 14 dari 17 pedagang dan analis yang disurvei memperkirakan bahwa OPEC+ tidak akan melakukan perubahan apa pun terhadap rencana produksinya pada kuartal berikutnya.
“OPEC+ tidak punya pilihan selain memperpanjang pengurangan produksi saat ini untuk menghindari krisis,” kata Analis PVM Oil Associates Ltd Tamas Varga dikutip dari
Oil Price.
Kelompok OPEC+ belum mengumumkan rencana resminya pada kuartal kedua, dan mereka juga belum menetapkan tanggal untuk membahas rencana kuartal kedua.
Terlepas dari survei tersebut, IEA memperkirakan bahwa meskipun pertumbuhan permintaan minyak global kehilangan momentum, pasar minyak global justru mengalami pengetatan setelah mengamati bahwa stok minyak turun sekitar 60 juta barel pada bulan Januari.
Jika pasar ingin terus melakukan pengetatan, ada satu hal yang benar, jika perkiraan IEA terbukti akurat: OPEC+ harus mempertahankan disiplin saat ini dan mengurangi pengurangan produksi secara bertahap.