Mentan Beberkan Keberhasilan Program Gernas El Nino

Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: MI/Ferdian Ananda

Mentan Beberkan Keberhasilan Program Gernas El Nino

8 November 2023 21:10

Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan program Gerakan Nasional (Gernas) luas tambah tanam dalam rangka penanganan dampak El Nino 2023.

"Gerakan nasional El Nino bertujuan untuk mengompensasi penurunan produksi padi akibat El Nino berupa penambahan areal tanam seluas 569.374 hektare," ucap Amran dilansir Media Indonesia, Ranu, 8 November 2023.

Amran menyebut fokus gernas dilakukan di 10 provinsi sentra produksi padi yaitu enam provinsi utama Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara, dan empat provinsi pendukung Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Gernas El Nino diharapkan mampu mengkompensasi penurunan produksi padi sebanyak tiga juta ton gabah kering giling (GKG) atau 1,5 juta ton beras sebagai dampak El Nino," ujar dia.

Saat ini, progress luas tanam gernas El Nino per 4 November 2023 dilaporkan seluas 430.236 hektare atau 75,6 persen dari total yang ditargetkan yakni 569.374 hektare.

Baca juga: Kemarau Panjang, Petani Padi di Musirawas Beralih Menanam Singkong

El Nino berlangsung sampai Maret 2024

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi anomali iklim, baik El Nino dari Samudera Pasifik dan Indian Dipole Ocean atau Dipol Samudra Hindia positif akan terus berlangsung hingga Maret 2024.

“Selain kekeringan yang melanda selama beberapa bulan terakhir, akan terjadi juga perubahan curah hujan yang bervariasi di masing-masing lokasi. Lalu akan terjadi kenaikan muka air laut yang akan meningkatkan bencana rob khususnya di pesisir,” ujar Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan

Berdasarkan laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia, sekitar 60 persen kerugian bencana di negara maju terjadi akibat perubahan iklim, namun dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) negara tersebut hanya sekitar 0,1 persen.

Kendati demikian, perubahan iklim itu lebih berdampak oleh kondisi di negara berkembang, sebab 7 persen dari bencana bisa menyebabkan kerugian hingga 5-30 persen terhadap PDB.

Sedangkan bagi negara kepulauan, 20 persen dari bencana dapat berakibat kerugian hingga 50 persen terhadap PDB.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com