Melemahnya Yen Buruk Buat Ekonomi Jepang

Mata Uang Yen Jepang. Foto: Unsplash.

Melemahnya Yen Buruk Buat Ekonomi Jepang

Arif Wicaksono • 2 August 2024 14:55

Tokyo: Laju mata uang yen yang lemah merugikan sentimen rumah tangga Jepang dan dapat mengikis daya beli masyarakat. Pemerintah Jepang lebih menyukai yen yang kuat karena dampaknya akan lebih baik bagi perekonomian.
 

baca juga: 

Investor Asing Jual Saham Jepang

Pemerintah Jepang dalam sebuah white paper tahunan yang menganalisis ekonomi menuturkan kenaikan baru dalam ekspektasi inflasi sejak pertengahan 2023 telah memperburuk suasana hati rumah tangga, sebagian karena masyarakat bereaksi terhadap kenaikan harga pangan dan dorongan biaya impor dari yen yang lemah.

"Yen yang lemah berisiko mengikis daya beli konsumen dengan mendorong inflasi lebih dari pertumbuhan upah," kata Pemerintah Jepang dikutip dari Business Times, Jumat, 2 Agustus 2024.

Setelah terpuruk pada level terendah 38 di bawah 160 per USD selama sebagian besar bulan Juli, yen mengalami reli tajam pada hari-hari menjelang dan setelah keputusan Bank Jepang pada Rabu untuk menaikkan suku bunga.

Nilai tukar yen berada pada level 149,07 terhadap USD di Asia karena investor mulai mengalihkan fokus mereka pada prospek kenaikan suku bunga yang stabil oleh BOJ, yang akan terjadi di tengah perkiraan dimulainya siklus pelonggaran moneter AS oleh Federal Reserve paling cepat pada September.

Penurunan yen tak mendorong ekspor

Dalam white paper yang disiapkan jauh sebelum keputusan BOJ, Pemerintah Jepang mengatakan penurunan yen tidak lagi mendorong volume ekspor sebanyak di masa lalu karena lebih banyak produsen Jepang mengalihkan produksi ke luar negeri.

"Sebaliknya, yen yang lemah membebani laba perusahaan-perusahaan kecil dengan meningkatkan biaya impor bahan baku," kata laporan itu.

Yen yang lemah telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan Jepang karena telah meredam konsumsi dengan menggelembungkan biaya impor bahan bakar, makanan, dan bahan baku.

Pemerintah Jepang menghabiskan 5,53 triliun yen atau 49,5 miliar dolar Singapura untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing pada Juli guna menarik yen dari posisi terendah dalam 38 tahun melewati 160 per USD.

Bank Sentral Jepang juga mengutip risiko inflasi yang melampaui batas akibat yen yang lemah sebagai salah satu alasan untuk menaikkan suku bunga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)