Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 29 June 2024 10:32
Chicago: Harga emas turun tipis di perdagangan Asia pada Jumat, sebagian besar tetap dalam kisaran karena para pedagang tetap bias terhadap dolar menjelang data inflasi utama yang kemungkinan menjadi faktor penentu suku bunga.
Logam kuning ini pulih pada Kamis setelah jatuh di bawah support USD2.300 per ons awal pekan ini. Namun harga tetap terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat di sekitar level tersebut.
Mengutip Investing.com, Sabtu, 29 Juni 2024, emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD2.320,39 per ons, sementara emas berjangka yang berakhir pada Agustus turun 0,3 persen menjadi USD2.330,85 per ons. Harga spot juga turun pada Juni, meskipun diperkirakan akan mengalami kenaikan pada kuartal kedua.
Logam kuning tersebut telah bertahan pada kisaran perdagangan yang ketat selama sebagian besar Juni, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas arah suku bunga AS.
Sementara beberapa data menunjukkan ekonomi AS sedang melambat, pejabat Federal Reserve memperingatkan inflasi yang tinggi kemungkinan akan menunda rencana untuk memangkas suku bunga.
Untuk tujuan ini, fokusnya tertuju pada data indeks harga PCE pada Jumat. Angka tersebut merupakan pengukur inflasi pilihan Fed, dan diharapkan akan menunjukkan inflasi tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen.
Suku bunga yang tinggi merupakan pertanda buruk bagi pasar logam, mengingat hal tersebut meningkatkan opportunity cost berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca juga: Dolar AS Melemah |