Dolar AS Melemah

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Dolar AS Melemah

Husen Miftahudin • 29 June 2024 09:34

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), menyusul rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), tetapi penurunannya dibatasi oleh imbal hasil Treasury AS yang tinggi.
 
Dikutip dari FX Street, Sabtu, 29 Juni 2024, dolar AS, sebagaimana yang dijadikan acuan oleh Indeks DXY, berada di dekat 105,80, setelah mencapai level tertinggi 106,13 di awal sesi.
 
Adapun, dolar pada awalnya melemah terhadap yen, pasangan mata uang yang paling sensitif terhadap data ekonomi AS karena korelasi yang tinggi dan positif terhadap imbal hasil Treasury.
 
Namun, greenback menguat dan diperdagangkan hampir datar, dengan investor masih fokus pada perbedaan suku bunga yang besar antara AS dan Jepang.
 
Dolar terakhir naik tipis terhadap yen Jepang di 160,815 yen, dimana sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 38 tahun di 161,27 yen. Pelemahan yen telah memicu ekspektasi intervensi pemerintah Jepang untuk membendung pelemahan mata uang.
 

Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Sukses Bikin Dolar AS Tekuk Lutut
 

Indeks PCE AS mendatar

 
Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi pilihan The Fed, tidak berubah pada bulan lalu, dan mengikuti kenaikan 0,3 persen yang tidak direvisi pada April. Dalam 12 bulan hingga Mei, indeks harga PCE meningkat 2,6 persen setelah naik 2,7 persen di April.
 
Menyusul data inflasi, dana berjangka Fed sedikit meningkatkan kemungkinan pelonggaran pada September menjadi sekitar 67 persen, dari sekitar 65 persen pada akhir Kamis, menurut perhitungan LSEG. Pasar juga memperkirakan antara satu atau dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps setiap tahunnya pada tahun ini.
 
Laporan terpisah pada Kamis menunjukkan aktivitas bisnis di Midwest berjalan lebih baik dari yang diharapkan, sehingga sedikit membantu dolar. Indeks manajer pembelian (PMI) Chicago melonjak menjadi 47,4 dari 35 pada periode Mei, dan lebih baik dari 40 yang diproyeksikan oleh para ekonom.
 
Sementara itu, sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan pembacaan yang lebih baik dari perkiraan sebesar 68,2 untuk periode Juni, yang juga mendukung dolar. Selain itu, responden survei sentimen memperkirakan ekspektasi inflasi jangka pendek dan jangka panjang akan stabil di angka tiga persen.
 
Investor sekarang akan fokus pada laporan nonfarm payrolls AS minggu depan, di mana para ekonom Wall Street memperkirakan kenaikan sebesar 195 ribu pada Juni, dibandingkan dengan 272 ribu pada Mei.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)