ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 4 April 2024 15:27
Jakarta: Harga Bitcoin (BTC) langsung merosot ketika kuartal II-2024 dimulai. Bahkan, menyeret seluruh pasar kripto masuk ke dalam zona merah.
Bitcoin mengalami penurunan dramatis anjlok dari USD70 ribu hingga USD65 ribu atau kisaran Rp1 miliar. Sementara Ethereum sempat anjlok ke USD3.319 atau sekitar Rp52 juta.
Kapitalisasi pasar BTC saat ini berada di sekitar USD1,3 triliun dengan volume perdagangan 24 jam sebesar USD40 miliar.
Penurunan harga yang cepat memicu banyak investor khawatir. Namun apa yang menyebabkan penurunan mendadak ini dan apa dampaknya bagi masa depan kripto?
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, salah satu faktor utama penurunan harga Bitcoin adalah ETF Bitcoin yang mencatat total arus keluar tinggi dalam beberapa hari terakhir sejak awal April 2024.
Pada 1 April, GBTC mengalami arus keluar sebesar USD302,6 juta, terutama berkontribusi terhadap arus keluar bersih gabungan sebesar USD85,7 juta yang dicatat oleh ETF Bitcoin ini.
Hal ini telah membawa lebih banyak tekanan jual pada Bitcoin, yang saat ini membebani tekanan beli di ekosistem. Sementara, data menunjukkan produk investasi ini mencapai total arus masuk USD862 juta pada minggu lalu.
"Aktivitas di pasar derivatif juga berperan dalam sentimen pasar yang bearish, dengan penurunan yang terlihat memegang kendali. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa USD409 juta telah dilikuidasi dari pasar dalam 24 jam terakhir, dengan USD328 juta dalam posisi buy dihapus selama periode ini," jelas Fyqieh dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 April 2024.
Baca juga:
Pasar Kripto Indonesia Melonjak Signifikan, Transaksi Capai Rp30 Triliun di Februari 2024 |