Gencatan Senjata Berlangsung, Israel tetap Bunuh Jurnalis Palestina di Gaza

Jurnalis Palestina yang tewas diserang Israel di Gaza. Foto: Anadolu

Gencatan Senjata Berlangsung, Israel tetap Bunuh Jurnalis Palestina di Gaza

Fajar Nugraha • 3 December 2025 07:16

Gaza: Seorang jurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza selatan pada Selasa 2 Desember, meskipun ada perjanjian gencatan senjata yang disponsori oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sumber medis mengatakan kepada Anadolu bahwa jurnalis foto Mahmoud Wadi tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Khan Younis, wilayah yang tidak termasuk dalam zona kuning yang dikuasai Israel.

Ayah Wadi, Issam, menggambarkan serangan Israel itu sebagai "gempa bumi yang menghantam tenda."

"Saya tidak pernah menyangka akan kehilangan Mahmoud, yang bukan hanya anak saya tetapi juga seorang teman, karena ia tumbuh besar di studio fotografi," ujar ayah yang berduka itu kepada Anadolu.

"Mahmoud memotret di wilayah yang aman (tidak berada di bawah kendali Israel menurut perjanjian gencatan senjata), tetapi Israel tidak menghormati janji atau janji apa pun; seluruh hidup mereka adalah pengkhianatan dan tipu daya," katanya.

Tindakan Kriminal

Ayah Palestina itu menyebut pembunuhan putranya sebagai "tindakan kriminal yang dilakukan oleh pendudukan Israel." "Mereka (Israel) akan terus melakukannya hingga menghancurkan seluruh dunia," katanya.

Seorang rekan jurnalis yang terbunuh, Muhammad Abu Ubaid, seorang koresponden Al-Alam TV di Gaza, mengatakan Wadi "dikenal karena pekerjaan kemanusiaannya dan membantu orang lain."

"Dia mungkin tidak dikenal semua orang, tetapi orang-orang miskin dan tertindas mengenalnya dengan baik, karena dia mendedikasikan waktunya untuk membantu mereka," katanya kepada Anadolu.

"Wadi adalah orang yang berhati murni. Saya duduk bersamanya tadi malam, kami banyak mengobrol, dan dia bercerita tentang rencananya untuk membesarkan putranya yang masih kecil, yang merupakan seluruh dunianya,” ucapnya.

"Kami membuat janji temu hari ini di Rumah Sakit Nasser (di Khan Younis), tetapi saya mengetahui bahwa dia telah gugur sebagai syahid," kata Abu Ubaid sambil menangis.

"Dunia diam dan menyaksikan, dan pendudukan (Israel) terus membunuh kami dan membunuh para jurnalis meskipun ada kesepakatan."

Pembunuhan Sistematis

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan kematian Wadi menambah jumlah jurnalis Palestina yang dibunuh oleh Israel di Gaza menjadi 257 sejak Oktober 2023.

Kantor tersebut mengecam "serangan sistematis dan pembunuhan jurnalis Palestina" yang dilakukan Israel dan menganggap Tel Aviv dan pemerintah AS, Inggris, Jerman, dan Prancis "bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji dan brutal ini."

Kantor media tersebut mengimbau komunitas internasional dan organisasi pers di seluruh dunia untuk "mengutuk kejahatan pendudukan Israel."

Lembaga media internasional telah berulang kali mendesak Israel untuk menghentikan serangan mematikan terhadap jurnalis Palestina di Jalur Gaza, tetapi Tel Aviv mengabaikan seruan tersebut.

Warga Palestina memandang penargetan jurnalis Palestina yang disengaja oleh tentara Israel di Jalur Gaza sebagai upaya untuk menutupi kekejamannya di wilayah tersebut.

Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 10 Oktober di bawah rencana Trump untuk Gaza, menghentikan serangan Israel selama dua tahun yang telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 171.000 lainnya sejak Oktober 2023.

Israel telah berulang kali melanggar perjanjian tersebut dengan menembaki warga sipil Palestina di wilayah yang tidak dikuasainya berdasarkan kesepakatan tersebut, sementara kelompok Palestina Hamas telah mengumumkan komitmen penuhnya terhadap ketentuan perjanjian dan mendesak AS untuk menekan Israel agar mematuhinya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 356 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 900 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak gencatan senjata.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)