Wamenlu RI Soroti Peran Tiongkok dalam Proyek EV dan Ibu Kota Nusantara

Wamenlu Arrmanatha Nasir dalam Indonesia Investment Business Forum di Anhui, Tiongkok, 27 November 2025. (Kemenlu RI)

Wamenlu RI Soroti Peran Tiongkok dalam Proyek EV dan Ibu Kota Nusantara

Willy Haryono • 3 December 2025 17:09

Hefei: Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Tiongkok telah memasuki tahap yang matang setelah 75 tahun terjalin. Penegasan itu disampaikan dalam Indonesia Investment Business Forum bertema “Celebrating 75 Years of Indonesia–China Diplomatic Relations: Shaping the Future of Investment Cooperation” yang digelar di Hefei, Provinsi Anhui, Tiongkok pada akhir November lalu.

Dalam pidatonya, Wamenlu Arrmanatha atau akrab disapa Tata mengatakan bahwa tujuh dekade hubungan Indonesia–Tiongkok diwarnai persahabatan, kepercayaan, serta kemajuan bersama. Ia menilai kedua negara kini memiliki fondasi kuat untuk membawa kemitraan ke tingkat yang lebih tinggi, seiring keselarasan prioritas pembangunan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, khususnya di bidang keberlanjutan, inovasi, ketahanan pangan dan energi, infrastruktur hijau, serta modernisasi industri.

Berdasarkan keterangan di situs Kemenlu RI, Rabu, 3 Desember 2025, Wamenlu Tata menyoroti meningkatnya kerja sama investasi antara Indonesia dan Provinsi Anhui dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari sektor industri semen, infrastruktur, transisi energi, hingga keterlibatan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.

Ia menyebut terdapat tiga sektor utama yang berpotensi menjadi pilar kerja sama ke depan, yakni kendaraan energi baru dan ekosistem baterai, teknologi digital serta kecerdasan buatan (AI), dan pertanian cerdas untuk mendukung ketahanan pangan.

"Anhui merupakan salah satu pusat utama produksi dan inovasi kendaraan listrik, sementara Indonesia tengah mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu ke hilir berbasis nikel," tutur Wamenlu Tata. Di sektor digital, kekuatan riset dan pengembangan AI Anhui dinilai sejalan dengan posisi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Sementara di sektor pangan, kerja sama dipandang strategis untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang menargetkan 80 juta pelajar dan ibu hamil di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu Tata juga menyoroti pembentukan Indonesia–China Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) yang diketuai bersama oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Forum ini bertujuan memfasilitasi investasi dua arah serta membantu menyelesaikan kendala yang dihadapi pelaku usaha dari kedua negara.

"Kemenlu RI bersama seluruh perwakilan Indonesia di Tiongkok siap mendukung pelaku usaha dalam menjajaki peluang kerja sama," tutur Wamenlu Tata.

"Selain itu, Indonesia juga menawarkan kemudahan investasi melalui lebih dari 170 kawasan industri serta sekitar 25 kawasan ekonomi khusus yang tersebar di berbagai wilayah," sambungnya.

Menutup sambutan, Wamenlu Tata menekankan pentingnya memperkuat kerja sama Indonesia dan Tiongkok di tengah ketidakpastian global. Ia mengajak kedua negara untuk terus menyelaraskan kekuatan guna menghadapi tantangan bersama dan menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan bagi masyarakat kedua negara.

Baca juga:  KJRI Guangzhou Dorong Investasi Tiongkok Selatan, Nilai Proyek Capai Rp116 Triliun

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)