Lee Jae-myung Peringatkan Risiko Bentrokan Korsel-Korut yang Tak Disengaja

Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung. (Anadolu Agency)

Lee Jae-myung Peringatkan Risiko Bentrokan Korsel-Korut yang Tak Disengaja

Willy Haryono • 25 November 2025 13:51

Seoul: Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung memperingatkan meningkatnya risiko bentrokan tidak disengaja dengan Korea Utara dan menegaskan bahwa Seoul harus terus berupaya memulihkan dialog dengan Pyongyang untuk mengurangi ketegangan. Peringatan itu disampaikan Lee saat konferensi pers di pesawat kepresidenan dalam perjalanan dari Johannesburg menuju Ankara pada akhir pekan.

“Hubungan antar-Korea telah menjadi sangat bermusuhan dan konfrontatif, sementara Korea Utara terlibat dalam tindakan ekstrem tanpa adanya kepercayaan paling dasar. Kita berada dalam situasi berbahaya di mana bentrokan tak disengaja dapat terjadi kapan saja,” kata Lee, seperti dikutip Yonhap News Agency, Selasa, 25 November 2025.

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya mengusulkan pembicaraan militer guna mengklarifikasi Garis Demarkasi Militer (MDL) untuk mencegah insiden perbatasan, setelah beberapa kali tentara Korea Utara melintasi MDL saat melakukan pembersihan lahan atau pemasangan ranjau di zona penyangga. Lee juga mencatat pemasangan kawat berduri tiga lapis oleh Korea Utara di sepanjang garis tersebut, yang meningkatkan risiko tembakan peringatan karena perbedaan persepsi batas sebenarnya.

Menurut Lee, terputusnya seluruh saluran komunikasi membuat kedua pihak tidak memiliki cara untuk mencegah atau menyelesaikan insiden jika bentrokan terjadi. Ia menegaskan pentingnya terus mendorong dialog, meskipun Pyongyang tetap tidak responsif, serta menyoroti bahwa penyatuan tetap menjadi tujuan jangka panjang Korea Selatan. Ia menegaskan Seoul tidak berniat mengejar penyatuan melalui penyerapan, melainkan melalui proses dialog dan koeksistensi damai.

Lee juga mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan terkait kemungkinan penyesuaian latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat, isu yang dianggap sangat sensitif bagi Korea Utara. Pyongyang selama ini mengecam latihan tersebut sebagai “latihan perang”, sementara Seoul dan Washington menegaskan sifatnya defensif.

Terkait hubungan dengan Tiongkok, Lee mengatakan Korea Selatan harus mengelola stabilitas hubungan dengan Pyongyang sembari memperkuat aliansi dengan AS dalam bidang ekonomi dan teknologi.

Ia juga menyerukan pendekatan kepala dingin atas ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo, merespons pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi. Lee mengaku telah membahas isu tersebut dengan Takaichi dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang di sela-sela KTT G20 di Afrika Selatan.

Lee menambahkan bahwa para pemimpin di KTT G20 serta kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir menunjukkan minat besar terhadap industri pertahanan Korea Selatan. Ia optimistis dapat mencapai kesepakatan besar dengan UEA setelah pertemuannya dengan Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Sementara di Mesir, Presiden Abdel Fattah El-Sisi memaparkan rencana perluasan Bandara Internasional Kairo senilai 3–4 triliun won dan berharap perusahaan Korea dapat berpartisipasi.

Lee juga mengungkapkan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi mengusulkan kerja sama industri perkapalan antara Korea Selatan, Jepang, dan India. Menjelang KTT dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, Lee turut mempromosikan Korea Electric Power Corp (KEPCO) yang tengah menawar proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kedua di Sinop, Turki. KEPCO mengajukan tawaran awal untuk proyek tersebut pada 2023. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Presiden Lee Tegaskan Tujuan Utama Korsel adalah Reunifikasi dengan Korut

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)