Bayi Jumbo Berbobot 5,2 Kg Lahir di RSUD Cililin

Perawat menggendong bayi seberat 5,2 kilogram yang baru dilahirkan di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat.(Dok. MI)

Bayi Jumbo Berbobot 5,2 Kg Lahir di RSUD Cililin

Media Indonesia • 8 May 2024 21:08

Bandung: Seorang bayi dengan berat badan jauh di atas angka normal lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Bayi dari pasangan suami-istri, Ai Habibaturohmah,31, dan Hasanudin,39, warga Kampung Malandong, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta itu memiliki berat 5,2 kilogram dengan 53 sentimeter.

Bayi tersebut lahir pada Rabu, 8 Mei 2024 pukul 09.40 WIB melalui operasi sesar. Kelahiran bayi ini membuat pihak keluarga kaget dan terkejut karena bobotnya hampir dua kali lipat dari ukuran rata-rata bayi baru lahir pada umumnya.

"Kaget sekaligus bahagia karena beratnya sangat besar, lebih dari 5 kilogram," kata Solehah, nenek bayi ditemui di RSUD Cililin.

Dirinya pun sekaligus bangga dengan kehadiran anak berjenis kelamin laki-laki ini karena sangat ditunggu-tunggu, mengingat tiga anak pasangan Ai dan Hasanudin sebelumnya adalah perempuan.

Sebelum dibawa ke RSUD Cililin, ia menjelaskan, Ai memeriksa kandungannya ke bidan sekitar rumahnya. Karena sudah memasuki usia hamil dan terdeteksi adanya potensi kandungan bayi bobot besar, bidang lalu merujuknya ke RSUD Cililin.

"Kemarin (Selasa) dibawa ke bidan terus dirujuk ke rumah sakit karena dalam kandungannya ada bayi besar," ujarnya.
 

Baca: Pelaku Pembuang Jasad Bayi di Tanah Abang Ditangkap

Solehah mengatakan, tiga orang cucu lainnya juga memiliki riwayat bayi berbobot di atas 3 kilogram. Namun, ia tak menyangka bobot anak keempat Ai bisa mencapai 5,2 kilogram. "Alhamdulillah anak dan cucu saya selamat selama proses persalinan. Ibunya sedang pemulihan dan bayinya masih diobservasi," tuturnya.

Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD Cililin, Evi Apriana menjelaskan, kondisi bayi setelah dilahirkan dinyatakan sehat, namun mengalami sedikit sesak napas sehingga memerlukan alat bantu pernapasan.

"Bayi masih diobservasi selama 6 jam, kita lihat peningkatan frekuensi pernapasannya. Kalau bayi normal ada 60 kali per menit, sementara bayi itu 70 kali permenit," ungkapnya.

Lebih jauh, setelah diobservasi, tim dokter akan melakukan pengecekan kadar gula darah bayi untuk mengetahui penyebab bobot bayi di atas rata-rata. Menurutnya, kasus bayi berbobot besar biasanya dipicu akibat pola makan orang tua atau penyakit bawaan diabetes melitus (DM).

"Kita akan cek kadar gula darahnya untuk mengetahui apakah bayi ini mengidap diabetes atau tidak. Kalau hasilnya bagus dan kesehatannya membaik, nanti diperbolehkan pulang," bebernya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)