Ilustrasi, (Foto: Freepik)
Media Indonesia • 19 November 2023 16:51
Denpasar: Penyebaran nyamuk Wolbachia di Bali untuk sementara ditunda sambil menunggu kepastian dari Penjabat (Pj) Gubernur Bali dan Kementerian Kesehatan.
Hal ini menyusul adanya sejumlah kalangan masyarakat yang protes dan menolak pelepasan jenis nyamuk yang disebut-sebut mampu mencegah penularan penyakit demam berdarah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bali, Wayan Widia, pihaknya mengaku masih menunggu sikap kepastian dari Penjabat Gubernur Bali, Mahendra Jaya serta Kementerian Kesehatan.
"Masih menunggu sikap kepastian dari Bapak Pj Gubernur dan Kemenkes sambil menunggu hasil kajian komprehensif," ujar Wayan Widia, Minggu, 19 November 2023.
Menurutnya, karena ada penolakan tersebut, dirinya tak ingin kalau nanti ke depannya terjadi hal-hal yang tak diinginkan, biar Bali tidak disalahkan.
"Di Bali masih terlalu seksi, takutnya nanti terjadi apa-apa biar tidak dari Bali sumbernya," katanya.
Penyebaran nyamuk ini rencananya dilakukan di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar pada 13 November 2023, namun dibatalkan menyusul adanya penolakan.
Gaung penolakan ini tersebar dalam video yang tersebar di berbagai platform media sosial, salah satunya tiktok. Seperti dilontarkan bagian humas organisasi Puskor Hindunesia, Dewa Putu Sudarsana alasan penolakan itu dengan alasan belum adanya hasil ilmiah mengenai dampak keberlanjutannya.
Kasus demam berdarah (DBD) yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti di Bali selama ini cukup tinggi dari tahun ke tahun dengan kisaran sampai 6.000-an kasus setiap tahun. Angka ini menempatkan Bali masuk 5 besar provinsi setelah Jawa Barat di Indonesia. Tren puncak mencuatnya kasus DBD di Bali umumnya terjadi pada rentang Januari sampai Maret.