Ditopang Konsumsi Domestik, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Melaju Cepat

Korea Selatan. Foto: Unsplash.

Ditopang Konsumsi Domestik, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Melaju Cepat

Arif Wicaksono • 25 April 2024 16:08

Seoul: Perekonomian Korea Selatan (Korsel) tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun pada kuartal pertama yang melampaui perkiraan dengan peningkatan konsumsi domestik dan ekspor yang kuat.

Menurut data dari Bank of Korea (BOK), Produk domestik bruto (PDB) Korsel untuk kuartal Januari-Maret adalah 1,3 persen lebih tinggi dibandingkan tiga bulan sebelumnya berdasarkan penyesuaian musiman, ekspansi paling tajam sejak kuartal keempat 2021.
 

baca juga: 

Inflasi Pangan Korsel Menempati Urutan Ketiga Versi OECD


Hal ini terjadi setelah ekspansi sebesar 0,6 persen pada kuartal sebelumnya. Angka ini juga lampaui perkiraan median sebesar 0,6 persen dalam survei ekonom Reuters.

Pertumbuhan permintaan domestik adalah faktor utama yang mendukung PDB yang lebih kuat dari perkiraan mengacu pada kenaikan konsumsi swasta sebesar 0,8 persen setelah kenaikan 0,2 persen pada tiga bulan sebelumnya.

“Data ini memberikan tanda-tanda yang menggembirakan kondisi konsumsi terburuk di Korea mungkin sudah berakhir, namun dengan melemahnya pasar tenaga kerja dan beban pembayaran utang yang kemungkinan akan tetap tinggi, kami tidak yakin data hari ini menandai dimulainya pemulihan yang kuat,” kata kata Ekonom di Capital Economics Shivaan Tandon dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 25 April 2024.

Secara tahunan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia ini tumbuh sebesar 3,4 persen, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 2,2 persen pada kuartal keempat 2023 dan peningkatan sebesar 2,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.

Ekonomi Korsel melesat di 2024

Bank sentral mengatakan pada pertemuan keputusan suku bunga terakhirnya ada kemungkinan perekonomian akan tumbuh lebih cepat pada 2024 dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,1 persen. Pada tahun 2023, perekonomian tumbuh pada level terendah dalam tiga tahun terakhir sebesar 1,4 persen.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah konsumsi sudah membaik,” kata seorang pejabat BOK pada konferensi pers setelah data tersebut dirilis.

Ekspor meningkat 0,9 persen dari tiga bulan sebelumnya, melambat setelah ekspansi 3,5 persen pada kuartal keempat. Investasi fasilitas turun 0,8 persen dan investasi konstruksi naik 2,7 persen. Belanja pemerintah 0,7 persen lebih tinggi.

Meskipun ekspor tumbuh selama enam bulan berturut-turut pada bulan Maret, belanja konsumen di negara tersebut lemah dengan tingkat suku bunga yang tetap pada tingkat tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Upaya penurunan suku bunga

BOK awal bulan ini menyatakan ketidakpastian yang lebih besar terhadap prospek inflasi dan kekuatan ekspor menghambat upaya jangka pendek untuk menurunkan suku bunga karena bank sentral mempertahankan suku bunga tetap pada level tertinggi dalam 15 tahun.

Menjelang data PDB, para analis memperkirakan BOK akan melakukan pemotongan sebesar 25 basis poin pada kuartal ketiga dan keempat sehingga menurunkan suku bunga acuan menjadi 3 persen pada akhir tahun ini dari 3,50 persen saat ini.

“Kami berpegang pada pandangan kami bahwa BOK mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan Juli karena inflasi inti telah mereda, namun kami akan memantau apakah data pertumbuhan yang kuat akan membawa BOK ke posisi yang lebih hawkish,” kata Analis di NH Investasi & Sekuritas Park Yun-Jung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)