Putin Peringatkan Timur Tengah di Ambang Perang Skala Penuh

Presiden Rusia Vladimir Putin. (EFE/EPA)

Putin Peringatkan Timur Tengah di Ambang Perang Skala Penuh

Marcheilla Ariesta • 25 October 2024 18:33

Kazan: Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pemimpin BRICS pada Kamis kemarin bahwa Timur Tengah berada di ambang perang skala penuh setelah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Di tengah peringatan ini, Putin juga menghadapi seruan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Dalam KTT BRICS yang berlangsung di Kazan, Rusia, lebih dari 20 pemimpin dunia, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan, berkumpul untuk membahas berbagai isu global. Meskipun perang di Ukraina dan kekerasan di Timur Tengah mendominasi diskusi, tidak ada tanda-tanda langkah konkret untuk mengakhiri kedua konflik tersebut.

“Tingkat konfrontasi antara Israel dan Iran telah meningkat tajam. Semua ini menyerupai reaksi berantai dan menempatkan seluruh Timur Tengah di ambang perang skala penuh,” kata Putin dikutip dari VOA, Jumat, 25 Oktober 2024

Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan pentingnya penyelesaian politik untuk konflik Ukraina, menyerukan kerja sama internasional, khususnya antara Tiongkok dan Brasil, sebagai jalan menuju perdamaian.

“Kita perlu bekerja untuk deeskalasi situasi sesegera mungkin dan membuka jalan bagi penyelesaian politik,” kata Xi Jinping.

Terkait Timur Tengah, Xi menyerukan gencatan senjata menyeluruh di Gaza, penghentian penyebaran konflik di Lebanon, dan kembali pada solusi dua negara sebagai jalan keluar untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina.

“Institusi internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, tidak memiliki efektivitas yang diperlukan untuk memadamkan api krisis ini,” ucap Masoud Pezeshkian.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga turut mengkritik organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dianggap gagal menghentikan kekerasan di Gaza dan Lebanon. 

Putin menambahkan bahwa tanpa terbentuknya negara Palestina, kawasan tersebut akan tetap berada dalam “atmosfer krisis permanen” dengan risiko berulangnya kekerasan berskala besar. Para pemimpin BRICS dalam deklarasi KTT juga menyerukan pembentukan negara Palestina yang berdaulat, independen, dan layak dalam batas-batas tahun 1967, di mana Presiden Palestina Mahmoud Abbas turut hadir dalam pertemuan ini.

Di sisi lain, KTT BRICS pada Kamis juga diwarnai absennya beberapa pemimpin. Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar menggantikan Perdana Menteri Modi dalam beberapa sesi, sementara Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva absen karena cedera kepala.

Tiongkok, sebagai pembeli utama minyak Rusia bersama India, mendukung lebih banyak negara Global South untuk bergabung dengan BRICS dalam berbagai format, menurut pernyataan Xi Jinping.

“Kita membutuhkan perdamaian di Ukraina,” kata Guterres.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menghadapi kritik dari Kyiv karena hadir di pertemuan ini, menyampaikan bahwa perdamaian sangat diperlukan di berbagai wilayah konflik, termasuk Gaza, Lebanon, Sudan, dan Ukraina. Ia menyerukan perdamaian yang adil sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional.

Baca juga: Putin: BRICS Tidak Tertutup, Terbuka bagi Semua yang Memiliki Nilai Sama

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Marcheilla A)