Kabar Gencatan Senjata di Gaza Disepakati, Israel Beri Bantahan

Warga Gaza berupaya keluar melalui perbatasan Rafah. Foto: Associated Press

Kabar Gencatan Senjata di Gaza Disepakati, Israel Beri Bantahan

Fajar Nugraha • 16 October 2023 16:46

Yerusalem: Muncul kabar bahwa Mesir, Israel dan Amerika Serikat (AS) menyetujui gencatan senjata di Gaza selatan bertepatan dengan pembukaan kembali perbatasan Rafah. Namun Israel sendiri langsung membantah kabar tersebut.

 

Sumber dari pejabat keamanan Mesir itu mengatakan, gencatan senjata akan berlangsung selama beberapa jam, namun mereka tidak mengetahui secara pasti durasinya. Mereka juga mengatakan ketiga negara telah sepakat bahwa Rafah akan dibuka hingga pukul 14.00 pada hari Senin sebagai pembukaan kembali satu hari.

 

Israel justru membantah ada kesepakatan mengenai gencatan senjata.
 

“Saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai imbalan atas keluarnya orang asing,” sebut pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel, seperti dikutip AFP, Senin 16 Oktober 2023.

 

Militer Israel dan kedutaan Amerika Serikat di Israel tidak memberikan komentar. Sementara para pejabat dari Hamas, yang telah menembakkan roket ke Israel sejak serangan terhadap warga sipil di sana lebih dari seminggu yang lalu, tidak mengkonfirmasi adanya gencatan senjata.

 

Situasi masih belum jelas di perlintasan Rafah, satu-satunya penyeberangan yang tidak dikendalikan oleh Israel yang telah memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza, di mana persediaan makanan semakin menipis.

 

Upaya diplomasi semakin intensif untuk menyalurkan bantuan ke wilayah tersebut, yang telah mengalami pemboman intensif Israel sejak serangan militan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.300 orang.

 

Di lain pihak Israel sedang mempersiapkan invasi darat untuk menghancurkan Hamas.

 

Pihak berwenang di Gaza mengatakan setidaknya 2.750 orang sejauh ini telah tewas akibat serangan Israel, seperempat dari mereka adalah anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka. 1.000 orang lainnya hilang dan diyakini berada di bawah reruntuhan.

 

Ratusan ton bantuan dari beberapa negara telah tertahan di Mesir selama berhari-hari sambil menunggu kesepakatan pengiriman yang aman ke Gaza dan evakuasi beberapa pemegang paspor asing melalui penyeberangan Rafah.

 

Mesir mengatakan bahwa pengeboman telah membuat penyeberangan tersebut tidak dapat dioperasikan.

 

AS telah memerintahkan warganya di Gaza untuk mendekati persimpangan agar mereka bisa keluar. Pemerintah AS memperkirakan jumlah warga Palestina-Amerika yang memiliki dua kewarganegaraan di Gaza berjumlah 500 hingga 600 orang di antara 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut, dan Washington berharap dapat menyelamatkan banyak warga negaranya dari bahaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)