ilustrasi medcom.id
Andi Himawan • 17 October 2023 10:17
Banyuwangi: Aksi kekerasan yang menimpa Siswa SMPN 4 Banyuwangi berinisal RK, diduga bukanlah aksi bullying atau perudungan. Aksi kekerasan yang terjadi diduga akibat adanya provokasi pihak lain, yang menyebabkan BG melakukan tindakan memukul RK.
Paman BG Hamzah saat dikonfirmasi awak media, menjelaskan BG tidak ada maksud untuk menyakiti RK. Dari bukti dan saksi saksi yang berhasil dihimpun, Hamzah meyakini jika BG dan RK merupakan korban dari hasutan atau provokasi siswa lain.
" Dari video kejadian yang berhasil kami dapatkan, jelas terlihat bahwa ada siswa lain yang memegang tangan RK dan dipukulkan ke BG, mendapati pukulan itu BG pun membalas," terang Hamzah sembari memutar video pada saat kejadian.
Dalam video itu, tampak bahwa BG dan RK hanya saling berdiri berhadapan hadapan. Tak selang berapa lama, ada siswa lain yang diduga lebih senior memegang tangan RK dan memukulkan pada wajah BG yang langsung dibalas oleh BG. Perkelahian yang terekam kamera salah satu siswa itu, diduga terjadi dalam lingkungan sekolah pada saat masih jam pembelajaran. Aksi perkelahian itu berhenti karena dilerai oleh para pekerja bangunan yang kebetulan sedang bekerja di situ.
" BG berfikir persoalan itu sudah selesai, namun ternyata RK yang tempat tinggalnya di sekitaran daerah terminal karangente itu pada saat akan pelaksanaan sholat jum'at ada di kampung tempat tinggal BG diseputaran pantai boom," kata Hamzah.
Berdasarkan saksi saksi yang berhasil ditemui imbuh Hamzah, RK datang kerumah temannya yang masih satu kampung dengan BG. "Teman RK itu mengirim chat wa ke temannya BG yang mengatakan kalau RK masih belum terima atas kejadian disekolah, RK dan temannya pun mendatangi BG di masjid pada saat mau sholat Jum'at dan hampir terjadi perkelahian di belakang masjid tepatnya di tempat posyandu namun akhirnya perkelahian itu berpindah ke gedung wanita," urai Hamzah.
Meski kasus itu sudah dilaporkan pada pihak kepolisian oleh keluarga RK, Hamzah tetap berharap bahwa persoalan itu bisa diselesaikan secara damai dan kekeluargaan. "Kami dari pihak keluarga sudah berupaya dua kali mendatangi keluarga RK untuk meminta maaf, kami menyadari salah karna BG mengakibatkan RK terluka,"ujar Hamzah.
Hamzah berharap agar sekolah lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan kepada siswa saat jam belajar selama siswa di sekolah. "Agar kejadian kejadian tidak terulang kembali, ia juga menyesalkan sikap dari sekolah yang memberikan opsi ponakanya B-G untuk pindah sekolah dan ini bukan solusi.