Ilustrasi. Foto: Dok MI
Insi Nantika Jelita • 21 April 2025 11:03
Jakarta: Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih bergerak volatil dengan kecenderungan melemah. Sepanjang pekan lalu, meskipun IHSG ditutup menguat sebesar 2,81 persen pada akhir perdagangan, ternyata asing melakukan penjualan neto lebih dari Rp13,6 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang sebesar Rp5,93 triliun.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan sentimen yang memengaruhi perdagangan sepanjang pekan lalu karena kekhawatiran para pelaku pasar atas dampak yang akan terjadi akibat penetapan tarif impor.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor atas barang dari Tiongkok menjadi 245 persen. Selain itu, pernyataan dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang memperkirakan tingkat inflasi akan meningkat tahun ini karena dampak tarif yang lebih tinggi.
"Pergerakan pasar saham masih volatil cenderung melemah. Para pelaku pasar masih sangat berhati-hati dalam bertransaksi saham, sebab ketidakpastian dari kebijakan tarif masih belum cukup mereda," ujar Indri dalam keterangan resmi, Senin, 21 April 2025.
(Ilustrasi. MI/Usman Iskandar)
Faktor eksternal
Dia menambahkan para pelaku pasar juga khawatir kebijakan tarif impor tinggi AS dapat memicu inflasi dan menurunkan ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan, meskipun saat ini sebagian besar pelaku pasar domestik menilai bahwa valuasi saham di Indonesia sangat menarik untuk di koleksi.
Sebelumnya, Presiden Federal Reserve Bank of San Fransisco Mary Daly mengatakan Bank Sentral AS kemungkinan besar akan menahan suku bunga lebih lama hingga akhir tahun karena risiko peningkatan inflasi akibat penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump.
Lebih lanjut, Indri mengatakan mengenai potensi market pada perdagangan 21-25 April 2025, pihaknya mengimbau para trader untuk mencermati sentimen dari global dan domestik.
Yakni, sentimen S&P Global Composite PMI Flash Amerika Serikat pada bulan ini diperkirakan akan turun dari level 53,5 ke level 51 secara
month to month dan angka pengangguran di AS hingga minggu ketiga April diperkirakan akan meningkat ke level 218 ribu. Lebih tinggi dibanding laporan sebelumnya yang tercatat berada di level 215 ribu.
Sentimen domestik
Sementara itu, sentimen domestik yang wajib dipantau adalah neraca dagang Indonesia yang diperkirakan akan tetap mengalami surplus meski sedikit turun jika dibandingkan bulan sebelumnya ke level USD2,45 miliar, di mana potensi penurunan ini disebabkan oleh lemahnya ekspor Indonesia akibat adanya penetapan tarif impor AS.
"Dan sentimen mengenai suku bunga BI yang diperkirakan akan tetap bertahan di level 5,75 persen," kata Indri.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG kembali merosot ke 6.428 atau melemah 0,13 persen meski sempat dibuka di zona hijau. Ke depan, Indri memprediksi IHSG akan bergerak bervariasi cenderung melemah dalam rentang
support 6.150 dan
resistance 6.700.