YLBHI: Teror terhadap Tempo Bukan Hanya Ancam Media, Tapi Kepentingan Masyarakat

Ketua YLBHI Arif Maulana. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.

YLBHI: Teror terhadap Tempo Bukan Hanya Ancam Media, Tapi Kepentingan Masyarakat

Siti Yona Hukmana • 21 March 2025 22:05

Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyebut teror terhadap jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana bukan hanya mengancam media, melainkan juga masyarakat. Hal ini disampaikan usai melaporkan aksi teror pengiriman kepala babi ke Kantor Tempo, di Palmerah Jakarta Barat yang diperuntukkan kepada Francisca alias Cica.

"Kami dari YLBHI ingin menyampaikan bahwa teror terhadap jurnalis Tempo, terhadap Tempo sebagai media ini sekali lagi bukan hanya ancaman terhadap media itu sendiri. Tetapi ini adalah ancaman bagi kepentingan masyarakat, kepentingan publik yang berhak atas informasi," kata Wakil Ketua YLBHI Arif Maulana di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Maret 2025.

Selain itu, Arif menyebut teror itu adalah perbuatan serius yang mengancam demokrasi di Indonesia. Sebab, kata dia, pers adalah pilar demokrasi, pilar kedaulatan rakyat, yang selama ini berasa di garda terdepan memberikan informasi dan penjelasan kepada publik terkait berbagai kebijakan, keputusan yanh diambil oleh pemerintah maupun legislasi.

"Misalnya dalam pengambilan keputusan RUU TNI kemarin, tidak ada teman-teman jurnalis, masyarakat tidak tahu ada proses penyusunan legislasi yang kemudian tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan ini melanggar prinsip demokrasi dan partisipasi bermakna," ungkapnya.

Arif menyampaikan alasan melaporkan aksi teror ini ke Mabes Polri, agar sampai langsung ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ia ingin Kapolri memberikan atensi khusus terhadap laporan yang diberikan oleh Tempo.
 

Baca juga: Tempo Serahkan Bukti CCTV Teror Kepala Babi ke Polisi

Terlebih, kata dia, ancaman teror yang diterima Tempo ini bukan kasus yang pertama. Ia menyebut teror, ancaman intimidasi, bahkan pembunuhan, sudah terjadi. Seperti halnya yang terjadi di Sumatra Utara menimpa seorang jurnalis.

"Kita berharap kepolisian serius umtuk menindaklanjuti laporan ini, segera ungkap secara terang kasus ini dan tangkap pelakunya. Karena, kalau ini kemudian dibiarkan, ini kemudian akan melebar dan kemudian akan berulang kembali, ini yang tidak kami harapkan," katanya.

Arif melanjutkan sejatinya YLBHI menerima laporan dugaan ancaman teror dan kekerasan terhadap jurnalis sebanyak 16 kasus. Kasus itu telah dilaporkan ke pihak Kepolisian dalam setahun terakhir.

Namun, belum ada tindak lanjut. Maka itu, Arif meminta Kapolri serius menangani laporan kekerasan terhadap jurnalis. Bahkan, Listyo diminta membuktikan slogan Presisi (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan) betul-betul dijalankan dengan sungguh-sungguh.

"Dan yang terakhir kemudian dengan laporan hari ini ke Mabes Polri kita berharap kepolisian bisa memberikan perlindungan terhadap teman-teman jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya khususnya kawan-kawan di Tempo," ujarnya.

Adapun laporan Tempo teregistrasi dengan nomor: LP/B/153/III/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI, tertanggal 21 Maret 2025. Dalam laporan ini, terlapor yang dalam penyelidikan dipersangkakan terkait tindak pidana ancaman kekerasan dan/atau menghalang-halangi kerja jurnalistik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 335 KUHP dan/atau Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Sebelumnya, Host Siniar atau Podcast Bocor Alus Politik Tempo, Francisca Christy Rosana mendapat teror dari orang tak dikenal. Pelaku mengirimkan paket kepala babi dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Tak ada pengirim pada kardus paket, namun paket itu ditujukan kepada Francisca, yang akrab disapa Cica.

Paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Namun, baru dibuka jurnalis pada Kamis, 20 Maret 2025 sekitar pukul 15.00. Ketika styrofoam terbuka, paket tersebut ternyata berisi kepala babi yang kedua telinganya telah terpotong.

Aksi teror ini diduga terjadi karena Francisca kerap membawakan berita dalam siniar Bocor Alus, kritikan terhadap sejumlah isu secara nasional. Baik itu pemerintahan maupun banjir di Jakarta, hingga politik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)