Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 5 September 2025 21:22
Jakarta: Investasi saham menjadi salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial. Namun, sebelum memulai, penting memahami jenis-jenis saham agar tidak salah pilih. Berikut panduan lengkap dilansir dari laman Pegadaian, OCBC, dan CIMB Niaga.
Berdasarkan kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya, saham terbagi menjadi saham biasa dan saham preferen. Saham biasa memberi hak suara dalam RUPS, klaim laba-rugi, serta dividen yang didapatkan paling akhir. Contohnya adalah emiten seperti BBCA atau TLKM, dengan keuntungan berupa potensi capital gain tinggi jika perusahaan berkembang.
Sementara saham preferen memiliki ciri dividen tetap dan prioritas klaim aset jika perusahaan bangkrut, tetapi tidak memiliki hak suara di RUPS. Contoh saham ini antara lain MYOR-P dan WSBP, dengan keuntungan dividen stabil dan risiko yang lebih rendah.
Berdasarkan cara pengalihan
Berdasarkan cara pengalihannya, terdapat saham atas nama dan saham atas unjuk. Saham atas nama mencantumkan pemilik pada sertifikat dan membutuhkan proses hukum untuk dialihkan, sehingga lebih aman dan terlindungi dari penipuan.
Sebaliknya, saham atas unjuk hanya bergantung pada kepemilikan fisik sertifikat sehingga mudah dialihkan, namun rentan hilang atau dicuri dan sulit dibuktikan kepemilikannya.
(Ilustrasi saham. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Berdasarkan kinerja perdagangan
Jika dilihat dari kinerja perdagangannya, saham terbagi dalam beberapa kategori. Saham
blue chip dikeluarkan perusahaan besar dengan stabilitas tinggi dan dividen konsisten, contohnya BMRI dan ASII, cocok untuk pemula karena risikonya rendah.
Saham
growth ditandai pertumbuhan pendapatan tinggi dengan dividen minimal, seperti TPIA dan BREN, yang menawarkan potensi kenaikan harga signifikan.
Saham
income memberikan dividen besar dan konsisten, misalnya PTBA dan ITMG, cocok bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
Saham spekulatif menawarkan peluang keuntungan cepat dengan risiko tinggi, seperti saham properti PANI.
Sedangkan saham
counter cyclical tetap stabil saat resesi, misalnya ANTM dan BBCA, sehingga melindungi investor dari gejolak ekonomi.
Jenis harga saham
Selain itu, harga saham juga memiliki jenis-jenis tertentu. Ada harga nominal yang tercetak pada lembar saham, harga perdana saat penawaran umum (IPO), harga pasar yang terbentuk dari mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, serta harga penutupan yang menjadi acuan ketika bursa tutup.
Bagi pemula, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Missal dengan memililh saham
blue chip bisa meminimalkan risiko, sementara diversifikasi portofolio dengan mengombinasikan saham growth, income, dan defensif akan memperkuat posisi investasi.
Penggunaan aplikasi broker resmi atau sekuritas yang terdaftar di OJK juga sangat dianjurkan. Investor perlu terus memantau kondisi ekonomi serta kinerja emiten agar dapat mengambil keputusan tepat.
Dengan memahami berbagai jenis saham dan karakteristiknya, investor bisa menyesuaikan pilihan sesuai profil risiko dan tujuan finansial. Mulai dari saham
blue chip yang aman hingga growth stock yang berpotensi memberikan keuntungan besar, semuanya dapat menjadi jalan menuju kebebasan finansial. (
Muhammad Adyatma Damardjati)