Kerugian Kerusakan Fasilitas Umum Pascademo di Bandung Lebih dari Rp1 Miliar

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Rasdian Setiadi.

Kerugian Kerusakan Fasilitas Umum Pascademo di Bandung Lebih dari Rp1 Miliar

Roni Kurniawan • 9 September 2025 13:42

Bandung: Kerusakan fasilitas umum akibat kebakaran saat aksi demonstrasi pada akhir Agustus 2025 mengakibatkan kerugian lebih dari Rp1 miliar. Pemkot Bandung pun belum bisa memperbaiki berbagai kerusakan terutama penerangan jalan umum (PJU) serta CCTV hingga kondisi keamanan kondusif.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Rasdian Setiadi, perbaikan sejumlah fasilitas umum hingga kini masih tertunda seperti di depan Museum Geologi dan RRI Jalan Diponegoro. Rasdian khawatir jika hal tersebut diperbaiki saat ini akan dirusak kembali ketika adanya demo susulan.

"Ya, nanti kita lakukan perbaikan, terutama di Halte Geologi dan Halte RRI. Tapi kita tunggu situasi dan kondisi aman baru bisa ditindaklanjuti," ujar Rasdian di Balai Kota Bandung, Selasa, 9 September 2025.

Selain halte, sejumlah sarana dan prasarana lain juga mengalami kerusakan, di antaranya lampu penerangan jalan umum (PJU), baik tipe klasik maupun biasa. Bahkan rambu-rambu lalu lintas pun paling banyak dirusak oleh massa saat terjadi kericuhan pada akhir Agustus kemarin.

"Rambu-rambu yang jatuh dan rusak juga akan diperbaiki. Semua material dan perlengkapan sudah disiapkan di kantor Dishub, tinggal menunggu koordinasi dengan instansi terkait," beber Rasdian.
 

Baca: Seluruh Korban Luka Demo Ricuh di Polda DIY Sudah Dipulangkan

Rasdian menuturkan, kerusakan paling parah terjadi di tiga persimpangan besar, yakni Simpang Sulanjana, Simpang Cikapayang–Dago, dan Simpang Cilamaya yang mengalami kerusakan total hingga 100 persen.

"Kerugian materiil lebih dari Rp1 miliar. Yang rusak itu antara lain CCTV, perangkat komunikasi data, serta kontroler yang saling terhubung dalam satu sistem," ujar Rasdian.

Akibat kerusakan tersebut, sistem Area Traffic Control System (ATCS) tidak dapat berfungsi di kawasan utara Bandung, terutama dari Sulanjana, Cikapayang–Dago hingga Pasteur. Saat ini pun alur lalu lintas di area tersebut dilakukan secara manual oleh petugas di lapangan.

"Itu kan terhubung dengan ATCS kita. Karena kameranya rusak, jadi ATCS tidak bisa memonitor lalu lintas. Untuk perbaikan diperkirakan butuh waktu sekitar tiga minggu, karena satu persimpangan saja bisa memakan waktu satu minggu pengerjaan," ungkap Rasdian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)