Ilustrasi. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 12 February 2025 12:17
Jakarta: Harga emas telah melonjak ke rekor tertinggi minggu ini, melampaui angka USD2.900 per ons untuk pertama kalinya setelah ketegangan perdagangan yang meningkat. Lonjakan besar ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan potensi tarif 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium AS selama akhir pekan.
Namun, terlepas dari kinerja yang memecahkan rekor ini, asisten ekonom di Capital Economics Joe Maher berpendapat reli ini mungkin tidak akan bertahan lama.
Adapun, logam mulia telah menjadi salah satu kelas aset dengan kinerja terbaik di 2025, meskipun kurangnya dukungan dari penggerak tradisional seperti dolar AS dan imbal hasil riil. Korelasi terbalik yang biasa terjadi antara imbal hasil TIPS 10 tahun AS dan harga emas telah melemah baru-baru ini.
"Sebaliknya, kami menduga emas telah diuntungkan dari kekhawatiran investor seputar kemungkinan perang dagang lainnya," kata Maher dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari Investing.com, Rabu, 12 Februari 2025.
"Kekhawatiran emas mungkin terjebak dalam baku tembak perang dagang mungkin juga telah menyebabkan investor AS membeli emas untuk menghindari tarif di masa depan yang dapat mempengaruhi impor emas AS. Hal ini mungkin sebagian menjelaskan penimbunan emas di Comex di AS baru-baru ini," tambahnya.
Namun, ia menunjukkan kekhawatiran terkait tarif baru-baru ini hanyalah bagian dari perbedaan yang lebih luas dari penggerak pasar tradisional emas.
Baca juga: Usai Cetak Rekor Tertinggi, Harga Emas Dunia Mulai 'Ngerem' |