Markas besar NATO di Brussels, Belgia. (Anadolu Agency)
Jakarta: Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan aliansi militer dan politik yang didirikan pada 4 April 1949. Aliansi ini awalnya dibentuk sebagai benteng pertahanan terhadap ancaman ekspansi Uni Soviet pasca-Perang Dunia II, sekaligus untuk mencegah kebangkitan nasionalisme ekstrem di Eropa.
Sejarah NATO
Dilansir dari laman Deutsche Welle, akar awal NATO dapat ditelusuri dari Perjanjian Dunkirk pada 1947 antara Inggris dan Prancis yang ditujukan untuk menghadapi potensi ancaman Jerman pascaperang.
Organisasi ini kemudian resmi berdiri dengan 12 negara pendiri, yakni Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, dan Portugal.
Seiring waktu, NATO terus memperluas keanggotaannya. Finlandia resmi bergabung pada April 2023, disusul Swedia sebagai anggota ke-32 pada Maret 2024. Sementara itu, Bosnia-Herzegovina, Georgia, dan Ukraina tercatat sebagai calon anggota.
Peran penting NATO
Dalam perannya, NATO menekankan prinsip pertahanan kolektif berdasarkan Pasal 5 Piagam NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Pasal ini pernah diaktifkan sekali, yakni oleh Amerika Serikat setelah serangan teroris 9/11 pada 2001.
Selain itu, NATO berfungsi sebagai penangkal ancaman, awalnya menghadapi
Uni Soviet yang kemudian membentuk Pakta Warsawa pada 1955, dan kini berperan menjaga stabilitas keamanan global.
NATO juga menerapkan kebijakan pintu terbuka sebagaimana tercantum dalam Pasal 10, yang memungkinkan negara Eropa lain untuk bergabung jika memenuhi kriteria politik, ekonomi, dan militer. Polandia, Republik Ceko, dan Hungaria adalah contoh negara yang memanfaatkan kebijakan ini ketika resmi bergabung pada 1999.
Tantangan di era modern
Di era modern, NATO menghadapi tantangan serius, termasuk ekspansi ke timur yang dianggap Rusia sebagai ancaman, serta perang Rusia-Ukraina yang memperkuat peran NATO sebagai penjaga keamanan Eropa.
Aliansi ini juga melakukan transformasi strategis, dari menghadapi fasisme Soviet ke ancaman baru berupa serangan siber dan terorisme global.
Selama lebih dari tujuh dekade, NATO telah berevolusi dari aliansi anti-Soviet menjadi penjaga stabilitas global. Di tengah kompleksitas geopolitik modern, peran NATO tetap krusial sebagai penjamin keamanan kolektif dunia. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
NATO Tegaskan Siap Gunakan Semua Instrumen untuk Hadapi Rusia