Ilustrasi gudang beras Bulog. Foto: dok MI/Widjajadi.
Ade Hapsari Lestarini • 2 October 2025 13:46
Jakarta: PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo mencatat total penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 240 ton hingga akhir September 2025.
Capaian ini dikukuhkan lewat kegiatan distribusi di halaman kantor PalmCo, Gedung Agro Plaza, Jakarta, Selasa, akhir September 2025, yang menyalurkan dua ton beras kepada masyarakat sekitar. Distribusi beras SPHP merupakan bagian dari dukungan anak perusahaan PTPN III (Persero) tersebut terhadap upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan pokok, khususnya beras.
Beras SPHP dijual dengan harga Rp60 ribu per kemasan 5 kilogram, lebih rendah dari harga pasar yang saat ini berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp75 ribu untuk volume yang sama.
"Kegiatan kemarin membuat total penyaluran kami sejak awal program mencapai 240 ton. Tersebar di lebih dari 140 titik di berbagai wilayah. Ini bentuk nyata komitmen PalmCo dalam menjaga ketersediaan pangan pokok yang terjangkau bagi masyarakat," ujar Direktur Utama PalmCo, Jatmiko K. Santosa dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Oktober 2025.
Warga sambut beras SPHP
Sejak pagi hari, puluhan warga sudah memadati halaman kantor PalmCo di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Beberapa datang dengan keluarga, sebagian lainnya membawa tetangga, berharap bisa membeli beras dengan harga lebih murah.
Sulastri (45), warga Cempaka Putih, menjadi salah satu yang datang lebih awal. Ia mengaku mengetahui informasi penjualan beras SPHP dari media sosial dan segera mengajak anaknya untuk ikut.
"Harga beras di pasar sekarang bisa Rp75 ribu untuk lima kilo. Kalau di sini cuma Rp60 ribu, beda Rp15 ribu itu besar buat kami. Bisa dipakai beli telur," ujar dia sambil mengangkat dua kantong beras yang dibelinya.
Ilustrasi beras SPHP. Foto: dok MI/Ramdani.
Bagi Sulastri dan banyak warga lain, kegiatan seperti ini bukan hanya membantu secara ekonomi, tetapi juga memberi rasa tenang di tengah ketidakpastian harga bahan pokok. Senada dengan Sulastri, Rahmad (52), pekerja harian lepas asal Matraman, menyebut kegiatan seperti ini menunjukkan BUMN benar-benar hadir di tengah masyarakat.
"Kami senang bisa beli langsung dan tidak dibatasi syarat ini-itu. Selama ini kan kalau ada operasi pasar, sering tidak tahu infonya. Tapi ini jelas, terbuka, dan harganya memang beda jauh," ucap dia.
Kontribusi program SPHP jangka panjang
Program SPHP yang digerakkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan dijalankan bersama mitra strategis seperti PalmCo, dirancang untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan beras nasional.
Selain itu, program ini juga bertujuan memperkuat fondasi menuju kedaulatan pangan. Jatmiko menegaskan bahwa PalmCo tidak sekadar ikut-ikutan dalam distribusi, tetapi mengambil peran aktif dan berkelanjutan.
"PalmCo adalah bagian dari BUMN perkebunan, dan itu membawa tanggung jawab untuk berbuat lebih dari sekadar produksi komoditas. Kami ingin menjadi bagian dari solusi ketahanan pangan nasional," kata dia.
Ia juga menambahkan, distribusi beras SPHP tidak akan berhenti sampai di sini. Perusahaan telah menyusun agenda distribusi lanjutan hingga akhir tahun, dengan target menjangkau lebih banyak wilayah dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Di sisi lain, di tengah dinamika harga pangan global dan tantangan iklim yang memengaruhi produksi beras domestik, Jatmiko percaya sinergi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat adalah kunci menjaga ketahanan pangan.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Bekerja sama dengan Bapanas, Kementerian Pertanian, dan masyarakat luas adalah fondasi agar harga dan pasokan pangan tetap stabil," ujar dia.
Program pangan murah yang dilakukan secara langsung kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk intervensi yang diperlukan di tengah fluktuasi harga. Namun, keberlanjutan dan pemerataan distribusi tetap menjadi aspek penting yang perlu terus dijaga agar dampaknya benar-benar terasa luas dan adil.