Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 14 May 2025 09:29
Riyadh: Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa tiba di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa kemarin, sehari sebelum dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melakukan kunjungan kenegaraan pertama ke kawasan Teluk sejak menjabat awal tahun ini.
Melansir dari Anadolu Agency, kedatangan al-Sharaa diumumkan langsung kantor kepresidenan Suriah, menyusul pernyataan Gedung Putih yang mengonfirmasi kesediaan Trump untuk bertemu pemimpin baru Suriah pada Rabu, 14 Mei 2025, di Arab Saudi.
Dalam sambutannya di Forum Investasi Saudi-AS 2025 di Riyadh, Trump menyatakan niatnya mengakhiri sanksi ekonomi “brutal dan melumpuhkan” terhadap Suriah, yang telah berlangsung sejak konflik sipil dimulai pada 2011.
“Saya akan memerintahkan pencabutan sanksi yang telah menghambat rakyat Suriah terlalu lama,” kata Trump, seraya menyebut langkah itu sebagai bagian dari kesempatan baru bagi negara tersebut untuk “meraih kejayaan.”
Jika diwujudkan, ini akan menjadi pencabutan sanksi komprehensif pertama oleh Amerika Serikat sejak 2011, meski sebelumnya sanksi terhadap beberapa sektor kemanusiaan dan energi sempat dilonggarkan.
Kunjungan Presiden al-Sharaa merupakan bagian dari upaya diplomatik Suriah pascarezim Bashar al-Assad yang jatuh pada Desember tahun lalu. Assad, yang memimpin negara itu selama hampir seperempat abad, melarikan diri ke Rusia setelah kekuasaan Partai Baath yang telah berakar sejak 1963 runtuh.
Pemerintahan transisi yang dibentuk pada Januari lalu kini tengah mencari dukungan internasional dan regional untuk mempercepat proses rekonstruksi serta konsolidasi politik di dalam negeri.
Pihak Suriah menyatakan bahwa keberlanjutan sanksi dari AS dan Uni Eropa masih menjadi hambatan utama bagi pemulihan ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Trump memulai kunjungan internasionalnya di Riyadh sebelum melanjutkan perjalanan ke Qatar dan Uni Emirat Arab. Agenda utama kunjungan ini mencakup penguatan kerja sama ekonomi, pertahanan, serta stabilitas kawasan, termasuk isu pemulihan pascakonflik Suriah.
Meski masih banyak tantangan tersisa di dalam negeri Suriah, pertemuan antara al-Sharaa dan Trump dipandang sebagai momen penting dalam membuka babak baru hubungan Damaskus-Washington. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Suriah Sebut Tertarik Normalisasi Bersyarat Hubungan dengan Israel