Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. (via Telegram Kantor Kepresidenan Suriah)
Riza Aslam Khaeron • 26 April 2025 10:16
Damaskus: Presiden interim Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyatakan ketertarikannya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, namun menegaskan hal itu hanya bisa dilakukan di bawah syarat-syarat tertentu. Informasi ini disampaikan oleh anggota Kongres AS Cory Mills kepada Bloomberg setelah bertemu dengan Sharaa di Suriah pekan lalu, seperti dikutip dari Times of Israel pada Kamis, 24 April 2025.
Mills mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, Sharaa menyatakan Suriah tertarik "di bawah kondisi yang tepat" untuk bergabung dalam Abraham Accords, serangkaian kesepakatan normalisasi yang sebelumnya dirintis oleh pemerintahan Donald Trump antara Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Sharaa juga disebut terbuka untuk membahas kehadiran pejuang asing di Suriah dan memberikan jaminan kepada Israel, yang masih menaruh kecurigaan terhadap pemerintah baru di Damaskus. Sharaa berupaya meyakinkan pihak internasional bahwa pemerintahannya siap mengambil langkah-langkah yang lebih moderat.
Dalam wawancara dengan The Economist pada Februari 2025, Sharaa mengatakan bahwa Suriah menginginkan perdamaian dengan semua pihak, namun hubungan dengan Israel dinilainya sangat sensitif, mengingat sejarah perang dan pendudukan Dataran Tinggi Golan sejak 1967.
"Kami baru saja memasuki Damaskus dua bulan lalu, dan ada banyak prioritas yang harus diselesaikan. Masalah ini butuh opini publik yang luas serta berbagai prosedur hukum. Sejujurnya, kami belum mempertimbangkannya secara penuh," ujar Sharaa.
Cory Mills dan Marlin Stutzman adalah dua anggota Kongres AS pertama yang mengunjungi Damaskus sejak penggulingan Bashar al-Assad pada Desember 2024. Mereka bertemu dengan sejumlah pejabat baru, termasuk Sharaa, dan menyatakan harapan agar Suriah tidak kembali berada di bawah pengaruh Rusia dan Iran.
Baca Juga: Israel Heboh, AS Dilaporkan akan Tarik Pasukan dari Suriah |