Wamenlu Arrmanatha Nasir berbicara dengan PM Ad Interim Bangladesh di Dhaka, 3 Juni 2025. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 4 June 2025 13:13
Dhaka: Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Ad Interim Bangladesh, Profesor Muhammad Yunus, di Dhaka pada Selasa, 3 Juni. Diskusi utama berfokus pada upaya mempererat hubungan bilateral melalui berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, energi, pertahanan, dan kerja sama sosial budaya antara kedua negara.
Wamenlu Tata menegaskan bahwa Indonesia sangat berkomitmen untuk memperdalam sinergi dengan Bangladesh. Sementara itu, Profesor Yunus mengungkapkan pengalamannya yang pernah beberapa kali mengunjungi Indonesia sebelum menjabat, dan berharap hubungan antara Indonesia dan Bangladesh dapat diperkuat berdasarkan kedekatan dari sisi agama, sejarah, dan budaya.
Pembahasan juga mencakup pentingnya memperkuat interaksi antar masyarakat (people-to-people contact), khususnya melalui kerja sama di sektor pariwisata dan pendidikan. Profesor Yunus menegaskan perlunya memperluas kesempatan beasiswa bagi pelajar Bangladesh yang ingin belajar di Indonesia.
“Kita harus menjadi sahabat dekat,” ujarnya, dalam keterangan di situs Kemenlu RI, Rabu, 4 Juni 2025.
Isu kemanusiaan terkait pengungsi Rohingya juga menjadi topik pembicaraan. Wamenlu Tata menyoroti perlunya upaya internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang berlangsung lama serta memberantas tindak penyelundupan dan perdagangan manusia yang terjadi dalam proses migrasi para pengungsi Rohingya ke negara-negara Asia Tenggara.
Diskusi juga menyentuh harapan Bangladesh untuk memperkuat kerja sama dengan ASEAN.
Selain bertemu Perdana Menteri Ad Interim, Wamenlu Tata juga melakukan pertemuan dengan Penasihat Luar Negeri Bangladesh Md Touhid Hossain dan Acting Foreign Secretary Ruhul Alam Siddique guna membahas penguatan mekanisme bilateral serta berbagai kerja sama yang lebih konkret.
Dalam pertemuan dengan Penasihat Energi Bangladesh, Md Fouzul Kabir Khan, keduanya mengeksplorasi peluang kemitraan dalam penyediaan LNG, impor batu bara, pengembangan transportasi cepat massal, serta industri kereta api.
Wamenlu Tata juga berdiskusi dengan Kepala Otoritas Pengembangan Investasi Bangladesh (BIDA), Ashik Chowdury, mengenai peluang ekspansi perusahaan Indonesia di Bangladesh yang terus terbuka lebar.
Rangkaian kunjungan ditutup dengan dialog bersama Kepala Staf Angkatan Darat Bangladesh untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan kolaborasi di misi pemeliharaan perdamaian PBB. Bangladesh juga menyampaikan minat untuk bekerja sama dalam pengembangan industri strategis serta produk kedirgantaraan Indonesia.
Kunjungan ini merupakan bagian dari Delegasi Ekonomi Tingkat Tinggi (High Level Economic Delegation/HLED) Indonesia ke Bangladesh. Wamenlu Tata menutup dengan optimisme besar, mengajak kedua negara untuk bersama-sama mempromosikan merek ‘Made in Indonesia’ dan ‘Made in Bangladesh’ sebagai simbol kualitas dan inovasi di kawasan.
“Mari kita saling mendukung dalam pertumbuhan ekonomi,” tutupnya.
Baca juga: Buka Peluang, Indonesia-Bangladesh Bangun Potensi Ekonomi Strategis