Trump-Musk 'Berantem' soal Kebijakan Ekonomi dan RUU Belanja Pemerintah

Donald Trump dan Elon Musk bersitegang. Foto: Theguardian.com

Trump-Musk 'Berantem' soal Kebijakan Ekonomi dan RUU Belanja Pemerintah

Husen Miftahudin • 6 June 2025 09:52

New York: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan miliarder Elon Musk saling sindir mengenai pemotongan pajak dan Rancangan Undang-Undang (RUU) Belanja Pemerintah AS, seminggu setelah Musk meninggalkan pemerintahan.

RUU yang memuat tentang pemotongan pajak dan pengeluaran Pemerintah AS, yang juga dikenal sebagai 'RUU Besar dan Indah', merupakan bagian dari agenda inti Trump dan mencakup serangkaian langkah ekonomi seperti menghilangkan keringanan pajak untuk konsumen kendaraan listrik, meningkatkan investasi dalam keamanan perbatasan, serta memangkas tarif pajak perusahaan dan pribadi.

Musk telah mengkritik keras RUU tersebut dalam beberapa hari terakhir. Ia menyebut RUU tersebut sebagai 'tumpukan daging babi yang menjijikkan' di media sosial. "Sepanjang sejarah peradaban, tidak pernah ada undang-undang yang besar dan indah. Semua orang tahu ini," sindir Musk di media sosial, dikutip dari Xinhua, Jumat, 6 Juni 2025.

Trump mengatakan ketidakpuasan Musk berasal dari usulan RUU untuk menghilangkan keringanan pajak bagi konsumen kendaraan listrik, yang memengaruhi kepentingan Musk sebagai CEO produsen kendaraan listrik Tesla.

"Lihat, Elon dan saya memiliki hubungan yang hebat. Saya tidak tahu apakah kami akan memiliki hubungan yang hebat lagi. Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantu Elon," imbuh Trump.

"Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu, Demokrat akan menguasai DPR dan Republik akan unggul 51-49 di Senat," sindir Musk lagi.
 

Baca juga: Dari Kawan Jadi Lawan, Trump-Elon Musk Saling Sindir di Media Sosial


(Bendera Amerika Serikat. Foto: Freepik)
 

Harga saham Tesla langsung jeblok


Musk mengatakan ia menentang RUU tersebut karena khawatir akan meningkatkan defisit anggaran federal. Menyusul kritikan Trump terhadap Musk, harga saham Tesla pun langsung turun lebih dari 15 persen pada Kamis sore. Hingga tahun ini, harga saham Tesla telah turun lebih dari 30 persen.

Musk pernah menjadi sekutu setia Trump, menghabiskan hampir USD300 juta untuk mendukung kampanye Trump pada 2024. Setelah Trump memenangkan pemilihan presiden, Musk bergabung dengan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang baru didirikan, yang bertanggung jawab untuk mengawasi korupsi birokrasi dan mengurangi utang nasional.

Pekerjaan DOGE menyebabkan ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK) di pemerintahan federal dan pemotongan miliaran dolar dalam bantuan luar negeri dan program lainnya, yang memicu banyak protes di AS dan di seluruh dunia. Pada Rabu minggu lalu, Musk mengumumkan pengunduran dirinya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)