Edukasi media bertajuk Patient Safety from the Start. Foto: Istimewa.
Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menegaskan komitmen pemerintah untuk semaksimal mungkin menjaga keselamatan pasien. Di tengah transformasi sistem kesehatan yang sedang berlangsung di Indonesia, keselamatan pasien menjadi fondasi utama dalam membangun kepercayaan publik dan mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Hal ini disampaikan dalam forum edukasi media bertajuk Patient Safety from the Start yang digelar dalam rangka memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025. Forum ini diniisiasi International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) bersama BPOM, serta International Society of Pharmacovigilance (ISoP) Chapter Indonesia.
"Keselamatan pasien bukan pilihan, tetapi kewajiban kita bersama. Sebagai isu kemanusiaan, keselamatan pasien membutuhkan regulasi yang kuat, deteksi dini risiko, serta budaya keselamatan di setiap tahap layanan kesehatan," ujar Taruna Ikrar dalam keterangannya, Senin, 29 September 2025.
Setiap hari, jutaan masyarakat membutuhkan obat dan vaksin. Penguatan sistem penggunaan obat yang aman dan bertanggung jawab bukan hanya merupakan komitmen di tingkat global, tetapi juga prioritas nasional.
"World Patient Safety Day 2025 sebagai momentum untuk memperkuat komitmen pada keselamatan pasien sejak awal kehidupan," ungkap Taruna.
Ia menyebut penguatan pemantauan dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan penting terus dilakukan. Hal ini agar dapat melindungi pasien sekaligus mempercepat langkah BPOM Indonesia menuju WHO Listed Authority (WLA), indikator yang menunjukkan regulasi suatu negara telah maju dan berkelanjutan untuk menjamin mutu, keamanan, dan khasiat obat serta vaksin.
Wakil Ketua I ISoP Indonesia Chapter Grace Wangge, menekankan pentingnya mengutamakan pengetahuan berbasis bukti pada penggunaan obat. Pemakaian obat tidak melulu hanya memikirkan apakah obat ini akan membawa kesembuhan, tapi juga harus mampu mempertimbangkan efek tidak diinginkan yang mungkin timbul, atau interaksi antarobat, makanan dan juga kondisi pasien.
"Pertimbangan ini harus didasarkan pengetahuan berbasis bukti dan juga data dari sistem monitoring yang komprehensif terhadap efek keamanan obat pada pasien," ujar Grace.
Kepala BPOM Taruna Ikrar (kanan) dan Penanggungjawab Kelompok Kerja IPMG bidang Penguatan Kerangka Kerja Regulatori Manishkumar Munot. Istimewa.
Penanggungjawab Kelompok Kerja IPMG bidang Penguatan Kerangka Kerja Regulatori Manishkumar Munot menegaskan keselamatan pasien adalah fondasi inovasi. Obat untuk pasien harus efektif dan aman, mulai dari penelitian klinis, produksi, hingga akses pasien.
"Dengan kerja bersama pemerintah dan para pemangku kepentingan kesehatan, kami dapat memperkuat kepercayaan, memperluas akses, serta mendukung transformasi kesehatan di Indonesia," tegas Manishkumar.
Hari Keselamatan Pasien Sedunia yang digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menegaskan pentingnya upaya mencegah bahaya yang dapat dihindari dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan yang tidak aman masih menjadi salah satu penyebab utama cedera dan kematian di seluruh dunia, padahal sebagian besar dapat dicegah.
Keselamatan pasien dinilai bukan hanya kewajiban regulasi, tetapi juga sebuah keharusan moral. Setiap pasien berhak atas penggunaan obat yang aman dan bertanggung jawab.