Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti
?Chicago: Harga emas melonjak lebih dari 1,50 persen pada hari Jumat setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang suram di Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan pasar pekerjaan mendingin lebih cepat dari yang diperkirakan. Selain itu, eskalasi risiko geopolitik antara Rusia dan AS mendorong para trader untuk membeli emas.
Sebagaimana dikutip dari FXStreet, Sabtu, 2 Agustus 2025, harga emas berada di dekat USD3.350. Para pelaku pasar telah mulai memperhitungkan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), menyusul data pekerjaan bulan Juli.
Gejolak pasar tenaga kerja
Meskipun Tingkat Pengangguran hampir tidak berubah, retakan di pasar tenaga kerja membenarkan Gubernur The Fed Michelle Bowman dan Christopher Waller, yang mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan 29-30 Juli.
Data tambahan mengungkapkan bahwa aktivitas bisnis di sektor manufaktur tetap berada pada level resesi, seperti yang diumumkan oleh Institute for Supply Management (ISM) dalam laporan bulan Juli. Pada saat yang sama, Sentimen Konsumen memburuk, menurut survei Universitas Michigan (UoM).
(Ilustrasi emas. Foto: Unplash)
Akibatnya, harga emas naik setelah terjun ke level terendah satu bulan di USD3.268 pada hari Kamis, di tengah laporan klaim pengangguran yang kuat. Payroll bulan Mei dan Juni direvisi turun sebesar 258 ribu, menunjukkan pasar pekerjaan yang lebih lemah. Ini adalah revisi dua bulan terbesar kedua dalam NFP sejak 1979, hanya dilampaui oleh laporan April 2020.
Kontrak berjangka suku bunga dana The Fed untuk bulan Desember 2025 menunjukkan bahwa para investor mengharapkan setidaknya 57 basis poin pelonggaran menjelang akhir tahun. Peluang untuk pertemuan bulan September berada di angka 76 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps menuju kisaran 4,00-4,25 persen.
Ketegangan Rusia
Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan gelombang tarif terhadap puluhan mitra dagang. Baru-baru ini, Trump mengirimkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat sebagai respons terhadap Wakil Ketua Rusia Medvedev, yang mengatakan bahwa Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia, menambahkan bahwa ini adalah "langkah menuju perang".
Komentar Medvedev terkait dengan pengurangan tenggat waktu Washington bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.