Program Pengembangan Petani Muda Indonesia Jadi Percontohan di Forum Internasional

Forum internasional South-South and Triangular Cooperation (SSTC) 2025. Dok Kementan.

Program Pengembangan Petani Muda Indonesia Jadi Percontohan di Forum Internasional

Arga Sumantri • 24 April 2025 06:42

Bogor: Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian (Kementan) jadi percontohan dalam forum internasional South-South and Triangular Cooperation (SSTC) 2025. Sebanyak 12 peserta delegasi hadir dalam ajang SSTC yang diikuti lima negara, yakni India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda.

Para peserta diharapkan dapat melihat langsung lokasi binaan YESS yang dapat direplikasi di negara masing-masing. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini pertanian Indonesia kini bergerak menuju arah yang lebih modern, efisien, dan menarik bagi generasi muda.

"Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujar Amran dalam keterangannya, Kamis, 24 April 2025.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti mengatakan perlu ada pendampingan untuk meningkatkan minat generasi muda dalam bidang pertanian. Baik dalam bentuk mentoring maupun akses permodalan.

"Program ini ditujukan bagi para pemuda untuk mengembangkan perekonomian melalui kewirausahaan dan menambah peluang kerja, khususnya di wilayah pedesaan," kata Idha.
 

Baca juga: Jajal Operasikan Drone Penebar Benih, Presiden Prabowo: Mampu Jangkau 25 Hektare Sehari

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Muhammad Amin, mengapresiasi atas terpilihnya program YESS sebagai studi kasus dalam forum internasional ini. Ia menilai ajang ini sebagai bentuk penghargaan bagi para petani milenial.

"Ini merupakan pengakuan yang sangat berarti, bukan hanya bagi institusi kami, tetapi juga bagi para pemuda di wilayah pedesaan yang telah merasakan manfaat langsung dari program ini," ujar Amin.

Program YESS merupakan kerja sama antara Kementan dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Program ini bertujuan membuka potensi pemuda pedesaan dan menempatkan mereka di garis depan inovasi serta kewirausahaan pertanian.

Selama lima tahun pelaksanaannya, program ini disebut telah menjangkau lebih dari 309 ribu pemuda. Sebanyak 75.158 di antaranya telah mengembangkan usaha berbasis pertanian, dan 43.517 pemuda mengalami peningkatan pendapatan.

"Capaian ini menegaskan pentingnya investasi pada pemuda sebagai agen perubahan dalam revitalisasi kawasan pedesaan," ujar Amin.
 
Baca juga: Kementan Gaet Pelaku Usaha Memahami Proses Penerbitan RIPH

Ia juga menyoroti peran lembaga pendidikan vokasi (TVET), terutama Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor yang menjadi tuan rumah kegiatan. Dari seluruh alumni TVET yang terlibat dalam program, 11.436 orang berhasil memperoleh pekerjaan di sektor berbasis pertanian melampaui target awal 11 ribu orang.

Menurut Amin, Program YESS menunjukkan bahwa pemuda pedesaan masa kini tidak hanya berperan sebagai petani, tetapi juga sebagai wirausaha, inovator, dan pemimpin perubahan yang mengusung pertanian berkelanjutan dan berbasis teknologi.

"Kami berkomitmen untuk terus belajar dari berbagai pandangan peserta SSTC demi memperluas keberhasilan YESS ke program lain yang fokus pada pemberdayaan pemuda," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)