7 Peluang Ekonomi Penutupan TPA Open Dumping

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (kanan). Foto: Dok KLH

7 Peluang Ekonomi Penutupan TPA Open Dumping

Wandi Yusuf • 2 March 2025 12:40

Jakarta: Pemerintah resmi menutup 343 tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah bersistem open dumping di seluruh Indonesia. Tercatat, ada sebanyak 7 peluang ekonomi dari penutupan TPA ini.

Peluang-peluang itu berdasarkan hasil studi Deputi Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLH/BPLH. Studi ini dilakukan bersama Kementerian Perindustrian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Kami mengidentifikasi setidaknya 7 sektor bisnis potensial dengan nilai ekonomi total Rp127,5 triliun per tahun yang dapat dikembangkan melalui transformasi sistem pengelolaan sampah nasional," kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melalui keterangan tertulis, Minggu, 2 Maret 2025.

Menurut dia, berdasarkan analisis ekonomi yang disajikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR, penutupan TPA open dumping dan transformasi menuju sistem pengelolaan sampah terintegrasi tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi signifikan.
 

Baca: 

Menteri Lingkungan Hidup Tutup 343 TPA Open Dumping


Peluang ini mencakup pengembangan industri daur ulang material, produksi kompos dan pupuk organik, pembangkit listrik berbasis sampah, produksi bahan bakar alternatif, sistem pemulihan material berharga, serta jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah. 

"Data dari Komisi XII DPR mengkonfirmasi potensi penciptaan lapangan kerja baru dengan peningkatan pendapatan bagi masyarakat," kata Hanif yang juga Kepala BPLH.
 

Berikut 7 sektor bisnis potensial berdasarkan hasil kajian ekonomi pemerintah: 

  1. Industri daur ulang material dengan potensi nilai ekonomi Rp42,3 triliun per tahun, meliputi daur ulang plastik, kertas, logam, dan kaca; 
  2. Produksi kompos dan pupuk organik dengan potensi nilai ekonomi Rp18,7 triliun per tahun; 
  3. Waste-to-energy dengan potensi nilai ekonomi Rp26,5 triliun per tahun; 
  4. Produksi refuse-derived fuel (RDF) dengan potensi nilai ekonomi Rp13,8 triliun per tahun; 
  5. Sistem urban mining untuk pemulihan logam berharga dengan potensi nilai ekonomi Rp9,7 triliun per tahun; 
  6. Ekonomi berbagi dan aplikasi sampah digital dengan potensi nilai ekonomi Rp7,2 triliun per tahun; dan 
  7. Jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah dengan potensi nilai ekonomi Rp9,3 triliun per tahun.

Studi ini juga mengidentifikasi 12 model bisnis berkelanjutan yang dapat dikembangkan oleh UMKM, koperasi, dan startup dengan kebutuhan investasi awal mulai dari Rp250 juta hingga Rp5 miliar. Proyeksi internal rate of return (IRR) berkisar antara 18-27% untuk periode investasi 5 tahun.

"Ini akan berdampak pada kesadaran tiap individu dan berpeluang mengimplementasikan ekonomi sirkular dan penciptaan lapangan kerja," kata Hanif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)