Imbas Protes Anti-Israel Mahasiswa Columbia University Dikeluarkan dan Terancam Deportasi

Mahmoud Khalil, seorang pemimpin protes kampus di Columbia University. Foto: Anadolu

Imbas Protes Anti-Israel Mahasiswa Columbia University Dikeluarkan dan Terancam Deportasi

Fajar Nugraha • 14 March 2025 14:39

New York: Columbia University di Amerika Serikat (AS) mengatakan telah memberikan berbagai hukuman kepada mahasiswa yang menduduki gedung kampus musim semi lalu selama protes pro-Palestina.

Pengumuman itu muncul seminggu setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan hibah dan kontrak federal senilai USD400 juta atau sekitar Rp6,5 triliun sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai tindakan buruk sekolah Ivy League itu terhadap antisemitisme di kampus.

Presiden sementara Columbia University, Katrina Armstrong, menyebut kekhawatiran pemerintah itu sah dan mengatakan lembaganya bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasinya. Protes kampus dan protes balasan pro-Israel telah menuai tuduhan antisemitisme, Islamofobia, dan rasisme.

“Dewan peradilan menetapkan temuan dan mengeluarkan sanksi kepada mahasiswa mulai dari skorsing selama beberapa tahun, pencabutan gelar sementara, dan pengusiran terkait dengan pendudukan Hamilton Hall musim semi lalu,” ujar Dewan peradilan universitas, seperti dikutip dari Malay Mail, Jumat 14 Maret 2024.

Dewan peradilan universitas tersebut terdiri dari mahasiswa, fakultas, dan staf yang dipilih oleh Senat universitas.

Universitas tersebut, dengan alasan pembatasan privasi hukum, tidak merilis nama-nama mahasiswa yang didisiplinkan, juga tidak mengatakan berapa banyak mahasiswa yang menghadapi hukuman, yang dapat diajukan banding oleh mahasiswa tersebut.

Serikat pekerja yang mewakili pekerja mahasiswa Columbia, UAW Local 2710, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa presidennya, Grant Miner, termasuk di antara mahasiswa yang dikeluarkan, hanya satu hari sebelum negosiasi kontrak dengan universitas akan dimulai, sebuah langkah yang disebut serikat pekerja sebagai "serangan terbaru terhadap hak Amandemen Pertama"

Seorang juru bicara universitas mengatakan mereka tidak berkomentar tentang pernyataan serikat pekerja tersebut.

Columbia adalah pusat protes anti-Israel yang melanda beberapa kampus perguruan tinggi AS.

Demonstrasi dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 dan serangan Israel yang didukung AS berikutnya terhadap Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut agar dana abadi universitas ditarik dari kepentingan Israel dan agar AS mengakhiri bantuan militer kepada Israel, di antara tuntutan lainnya.

Pemerintah Trump telah bersumpah untuk menindak tegas apa yang disebutnya sebagai pengunjuk rasa pro-Hamas.

Selama akhir pekan, agen imigrasi federal menahan mahasiswa Columbia Mahmoud Khalil, seorang pemimpin protes kampus tahun lalu yang ingin dideportasi oleh pemerintah. Pemerintah mengatakan bahwa penahanannya adalah yang pertama dari banyak penahanan yang diharapkan akan dilakukan. Deportasi Khalil telah diblokir sementara oleh hakim federal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)