Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: EPA-EFE
Fajar Nugraha • 21 February 2025 08:52
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk melaksanakan operasi ‘intensif’ di Tepi Barat setelah ledakan di bus-bus dekat Tel Aviv pada Kamis 20 Februari 2025, dalam apa yang digambarkan oleh kantor Netanyahu sebagai upaya serangan massal.
Tidak ada korban yang dilaporkan.
Polisi Israel sebelumnya mengatakan, telah terjadi ledakan di tiga bus di dua pinggiran kota Israel di luar Tel Aviv dan bahwa empat alat peledak telah ditemukan. Media lokal melaporkan ledakan itu terjadi di bus-bus di depo dan bus-bus itu kosong.
Ledakan itu merupakan pengingat yang jelas tentang pemboman bus yang menghancurkan di Israel yang merupakan ciri khas pemberontakan Palestina tahun 2000-an, meskipun serangan seperti itu sekarang jarang terjadi.
“Kami membantu polisi dan badan intelijen Shin Bet dalam penyelidikan tersebut. Polisi mengatakan sedang mencari tersangka, menyarankan masyarakat untuk tetap waspada,” ujar pihak militer Israel, seperti dikutip Anadolu, Jumat 21 Februari 2025.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas ledakan tersebut. Netanyahu bertemu dengan menteri pertahanan, kepala militer, dan Shin Bet serta komisaris polisi setelah ledakan tersebut, kata kantornya. Seorang juru bicara polisi mengatakan bahwa alat peledak rakitan dengan pengatur waktu telah diidentifikasi dan transportasi umum telah digeledah untuk mencari alat peledak lainnya.
Sebuah video yang dipublikasikan oleh media lokal menunjukkan apa yang tampak seperti bus terbakar di sebuah depo dan foto bus yang terbakar.
“Kami akan mengintensifkan operasi kontraterorisme di Tepi Barat dan telah memblokir titik masuk di area tertentu, tanpa menyebutkan lokasinya. Militer telah melakukan operasi militer skala besar di Tepi Barat selama sebulan terakhir yang katanya menargetkan militan,” imbuh pihak militer.
Puluhan ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Tepi Barat, sementara rumah dan infrastruktur telah dihancurkan.
Ledakan bus terjadi di tengah gencatan senjata yang rapuh di Gaza antara kelompok militan Palestina Hamas dan Israel setelah 16 bulan perang. Hamas pada hari Kamis membebaskan jenazah empat sandera.
Gencatan senjata telah diadakan sejak dilaksanakan pada 19 Januari meskipun Israel dan Hamas saling tuduh melakukan pelanggaran.