Alasan Menkeu Purbaya Guyur Perbankan Rp200 Triliun

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Alasan Menkeu Purbaya Guyur Perbankan Rp200 Triliun

Insi Nantika Jelita • 11 September 2025 11:02

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana menyuntikan Rp200 triliun dana pemerintah yang saat ini berada di rekening Bank Indonesia (BI) ke dalam sistem perbankan. Tujuannya untuk mendorong likuiditas, pertumbuhan kredit, dan aktivitas ekonomi riil.

Purbaya menjelaskan, sebagian dana pemerintah yang selama ini tersimpan di bank sentral akan dipindahkan ke sistem perbankan.

"Dari total dana Rp430 triliun, saya akan memindahkan Rp200 triliun ke perbankan. Uang ini akan menyebar di sistem, agar bisa tumbuh dan ekonomi kembali bergerak," ungkap Purbaya usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, dikutip Kamis, 11 September 2025.

Ia menilai kondisi sistem keuangan dalam setahun terakhir cukup terbatas pergerakannya. Hal ini menyebabkan perputaran uang di masyarakat tersendat, pertumbuhan ekonomi melambat, dan masyarakat mengalami kesulitan memperoleh pekerjaan.

Purbaya menilai situasi ini disebabkan oleh kurang selarasnya kebijakan fiskal dan moneter.

"Ketika saya masuk ke Kemenkeu, kami melihat sistem finansial agak kering, sehingga ekonomi melambat. Akibatnya, masyarakat sulit mencari pekerjaan karena ada kesalahan kebijakan di sektor moneter dan fiskal," jelas dia.
 

Baca juga: Jaga Kredibilitas, Ini PR Buat Menkeu Purbaya


(Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: dok Istimewa)
 

Pecut perbankan salurkan kredit


Terkait rencana itu, Purbaya mengaku sudah berkoordinasi dengan Deputi Senior Bank Indonesia agar tidak menyerap uang tersebut, sehingga dana bisa langsung dimanfaatkan oleh sistem perbankan.

Ia menegaskan, dana ini bukan berupa surat utang negara baru melainkan berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL). "Kami taruh dana itu di bank, dalam bentuk rekening pemerintah. Jadi tidak ada risiko apa pun, hanya jaminan uang saja," tambah dia.

Langkah ini, menurut Purbaya, akan memaksa perbankan bekerja lebih keras untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi dari biaya dana yang ada, sehingga kredit mulai tumbuh.

"Bank tidak akan mendiamkan uang ini. Ada cost-nya, jadi mereka akan mencari return lebih tinggi dari biaya itu. Dengan begitu, mekanisme pasar mulai berjalan, dan perbankan terdorong untuk aktif," beber Purbaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)