Meski Ekonomi Berangsur Pulih, Inflasi Argentina Tetap Nomor 'Wahid'!

Bendera Argentina. Foto: Freepik.

Meski Ekonomi Berangsur Pulih, Inflasi Argentina Tetap Nomor 'Wahid'!

Husen Miftahudin • 6 May 2025 21:49

Jakarta: Inflasi global diprediksi akan terus menurun pada 2025, memberikan sedikit kelegaan bagi bisnis dan konsumen, dan mendukung pertumbuhan pendapatan dan pengeluaran mereka.
 
Melansir laman Euromonitor, stabilisasi harga energi dan makanan, serta pendinginan pasar tenaga kerja dan permintaan yang stagnan, menahan tekanan inflasi. Namun, prospeknya tetap rapuh.
 
Ketidakpastian kebijakan perdagangan yang meningkat dari pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang baru, misalnya, menimbulkan risiko peningkatan inflasi global yang signifikan.
 
Meskipun ada tren penurunan global, tingkat inflasi di berbagai negara akan tetap berbeda pada 2025. Argentina contohnya, diperkirakan akan secara bertahap keluar dari hiperinflasi berkat penghematan fiskal, depresiasi mata uang yang melambat, dan efek basis tinggi.
 
Meskipun demikian, tingkat inflasi Argentina pada tahun ini diperkirakan mencapai 54 persen. Kondisi itu membuat Negeri Tango tersebut menjadi negara dengan inflasi tertinggi di dunia.
 
Di sisi lain, Swiss menikmati inflasi rendah yang didorong oleh pertumbuhan upah yang moderat dan tarif listrik yang lebih rendah. Sementara itu, di Tiongkok, permintaan domestik yang lesu dan kapasitas manufaktur yang besar menyebabkan tren deflasi, menimbulkan kekhawatiran akan melemahnya belanja konsumen lebih lanjut.
 

Baca juga: Setujui Perjanjian Baru, IMF Siap Gelontorkan USD20 Miliar ke Argentina
 

Faktor-faktor yang memengaruhi inflasi

 
Beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan tingkat inflasi di berbagai negara meliputi:
 
1. Kebijakan moneter
Kebijakan suku bunga dan nilai tukar bank sentral memiliki pengaruh besar pada inflasi.
 
2. Permintaan dan penawaran
Keseimbangan permintaan dan penawaran barang dan jasa juga dapat memengaruhi tingkat inflasi.
 
3. Harga energi dan makanan
Fluktuasi harga energi dan makanan, seperti minyak dan gandum, memiliki dampak yang signifikan pada tingkat inflasi.
 
4. Struktur ekonomi
Struktur ekonomi suatu negara, seperti tingkat industrialisasi dan ketergantungan pada impor, juga memengaruhi tingkat inflasi.
 

Dampak inflasi pada perekonomian

 
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian, baik positif maupun negatif.
 
1. Dampak positif
Inflasi yang moderat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan permintaan dan investasi.
 
2. Dampak negatif
Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli, ketidakpastian ekonomi, dan bahkan resesi.
 
Inflasi global diprediksi akan melambat pada 2025, namun beberapa negara masih akan menghadapi tantangan inflasi yang tinggi. Argentina, misalnya, masih berjuang dengan inflasi yang tinggi.
 
Perusahaan perlu memantau tren pasar di berbagai negara untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan tetap kompetitif. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)