Resti Tazkirah Tanjung, Guru SLB Negeri Banda Aceh. Foto: Istimewa
Fajri Fatmawati • 20 November 2025 21:04
Banda Aceh: Di antara riuh rendah konten hiburan di media sosial, ada sebuah akun TikTok yang berbeda. Di sana, Resti Tazkirah Tanjung, guru SLB Negeri Banda Aceh, membangun jembatan kasih untuk anak-anak istimewa. Dengan lebih dari 13.500 pengikut, akunnya menjadi ruang edukasi yang menampilkan potret kebersamaan dan perkembangan siswa disabilitas.
Perjalanan Resti menjadi guru anak berkebutuhan khusus tidaklah mudah. Tantangan terbesar justru terletak pada proses memahami karakter unik setiap anak yang diajarnya.
“Sebagai guru SLB, tanggung jawab tidak sebatas mengajar, tetapi juga memahami karakter, emosi, komunikasi, dan kebutuhan setiap anak secara menyeluruh,” kata Resti, Kamis, 20 November 2025.
Alumni Magister Universitas Negeri Yogyakarta ini mengungkapkan motivasi mendalam di balik pilihannya mengabdi di dunia pendidikan luar biasa. “Motivasi saya sederhana, ingin membersamai anak-anak hebat. Tapi memang, jadi guru SLB itu butuh kesabaran ekstra,” ungkapnya.
Dari kesabaran itulah lahir terobosan kreatif. Resti memanfaatkan platform TikTok sebagai media edukasi, dengan tetap memperhatikan etika dan privasi. “Media sosial bisa jadi ruang edukasi asal digunakan dengan etika. Saya selalu minta izin orang tua sebelum mengunggah video,” ujar Resti.
Konten-konten yang dibagikannya bukan sekadar tontonan menghibur, melainkan cerita inspiratif yang menyentuh hati. Setiap video menjadi bukti nyata bahwa anak-anak istimewa mampu berkembang dan meraih kebahagiaan.
“Itu cara saya menunjukkan bahwa anak-anak istimewa bisa berkembang dan bahagia. Kita hanya perlu melihat mereka dengan hati,” tuturnya.
Dedikasi Resti membuahkan hasil gemilang. Ia meraih penghargaan Guru Dedikatif Terbaik II Tingkat Provinsi Aceh 2025 melalui presentasi praktik baik berjudul "Pengembangan Keterampilan Tunadaksa melalui Media Sosial TikTok di SLB Negeri Banda Aceh" dalam ajang Apresiasi GTK Aceh 2025.

Ilustrasi guru. MI
Sebelumnya, pada Oktober 2025, ia telah menyabet Juara III Guru Berprestasi tingkat Kota Banda Aceh berkat inovasi booklet pembelajaran digital. Bagi Resti, penghargaan ini bukan sekadar pengakuan, melainkan misi untuk membuka kesadaran masyarakat. Ia berharap momen ini dapat menyadarkan banyak pihak tentang pentingnya perhatian dan dukungan setara bagi pendidikan luar biasa.
“Semua anak istimewa berhak mendapatkan pendidikan, akses, dan penerimaan di masyarakat,” tutup Resti dengan penuh keyakinan.
Melalui jari-jemarinya yang terampil dan hati yang tulus, Resti terus membuktikan bahwa tidak ada batasan dalam memberikan kasih sayang dan pendidikan. Dari ruang kelas SLB di Banda Aceh, ia telah menebar inspirasi hingga ke seluruh penjuru negeri.