Hari Imam Prayitno, guru SDN 1 Wonorejo, Jepara, menunjukkan karya lukisnya. (Metrotvnews.com/ Rhobi Shani).
Jepara: Tak hanya menebar ilmu, Hari Imam Prayitno, guru SDN 1 Wonorejo, Jepara, juga memberi harapan bagi para penyandang disabilitas di Kabupaten Jepara. Lewat Sanggar Kerja Inklusi Prabu Florist, Imam memberdayakan para difabel.
Di Prabu Florist yang terletak di Griya Kurnia Asri, Bapangan, Jepara, para difabel merangkai setiap karya dengan percaya diri dan mandiri. Imam merasa bersyukur karena bisa memberikan pekerjaan bagi para difabel.
"Ini bentuk kepedulian saya pribadi karena saya pernah merasakan hidup di terminal saat kecil. Ini seperti panggilan jiwa karena masa kecil saya dianggap sebagai pemuda yang tidak berguna," kata Imam di Jepara, Rabu, 19 November 2025.
Imam menyebut, ada sekitar 10 pekerja disabilitas mulai dari difabel daksa, mental, dan lain-lain yang mengais rezeki di usaha karangan bunga miliknya. Dirinya yang juga dikenal sebagai seniman lukis itu mulai memberdayakan para difabel sejak 2021 atas bantuan Kapolres Jepara saat itu.
"Selama 5 tahun di Prabu Florist, mereka (difabel) bekerja secara profesional meski ada yang datang dan pergi," jelas Imam.
Ayah tiga anak itu mengatakan, setiap difabel diberikan pekerjaan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka. Baginya, guratan senyum para teman-teman difabel bisa menjadi penyemangat dalam menjalani hidup.
"Saya membuat sistem mendidik kepemimpinan, kalau dia punya kapasitas ya dia jadi manajernya. Ada manajer produksinya dan saya tidak di tempat karena kan saya juga di sekolah untuk mengajar," ungkap Imam.
Para pekerja disabilitas Sanggar Kerja Inklusi Prabu Florist. (Metrotvnews.com/ Rhobi Shani).
Meski kadangkala, ia harus memutar otak untuk memberi gaji para karyawan saat orderan tengah sepi. Selain itu, dirinya juga pernah mendapat orderan fiktif karangan bunga hingga belasan juta.
Imam tak akan menyerah untuk terus membersamai para difabel. Ia bahkan pernah meraih piagam perhagaan dari
Pemkab Jepara atas dedikasinya dalam membersamai kelompok rentan itu.
"Saya harap para pejabat publik agar lebih responsif dan empati terhadap kegiatan-kegiatan para teman-teman difabel," ujar Imam.