Gedung Pemkot Tangsel. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 8 October 2025 21:12
Jakarta: Masyarakat diminta bersabar merasakan dampak dari pembangunan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Sebab, pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Jadi masyarakat harus sabar dan mendukung. Proyek sebesar ini memang butuh waktu, tapi manfaatnya akan kita rasakan bersama, bahkan sampai ke generasi berikutnya. Ini adalah investasi lingkungan dan peradaban,” kata pengamat kebijakan publik Yanuar Wijanarko, melalui keterangan tertulis, Rabu, 8 Oktober 2025.
Yanuar menekankan bahwa PSEL bukan hanya proyek lingkungan. Tetapi juga dinilai sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu masyarakat Tangsel.
“Kalau ini berhasil, kita akan memiliki sistem pengelolaan sampah yang modern, menghasilkan energi bersih, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” ungkap Yanuar.
Menurut dia, manfaat PSEL sangat luas. Yakni mulai dari mengurangi volume sampah di TPA, menekan pencemaran udara dan air, meningkatkan efisiensi energi lokal, hingga mendorong kota menjadi lebih hijau dan berkelanjutan.
“Jadi masyarakat harus sabar dan mendukung. Proyek sebesar ini memang butuh waktu, tapi manfaatnya akan kita rasakan bersama, bahkan sampai ke generasi berikutnya. Ini adalah investasi lingkungan dan peradaban,” ujar Yanuar.
Sementara itu, pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengapresiasi rencana pembangunan
Pemkot Tangsel tersebut. Hal itu dinilai bagian dari komitmen Pemkot Tangsel dalam mewujudkan
smart city, khususnya sebagai solusi pengelolaan sampah modern yang ramah lingkungan sekaligus menghasilkan energi listrik bagi masyarakat.
"Pembangunan
smart city dan PSEL ini memang menarik. Salah satu konsep
smart city adalah membangun
smart community,
smart transportasi,
smart building, dan ekosistem
smart kota. Salah satu yang terpenting dalam konsep
smart city itu adalah konteks peran dari teknologi, informasi, IT, dan sebagainya," ungkap Yayat.
Ilustrasi pengelolaan sampah. Foto: Istimewa.
Dia menyampaikan bahwa PSEL ini untuk menjawab kondisi TPA Tangerang Selatan yang sudah overload atau melebihi kapasitas. Sehingga, jika PSEL dapat dikembangkan maka Pemkot Tangsel memiliki kemampuan yang cukup untuk membangun sistem pengolahan energi dari sampah menjadi listrik.
Yayat menyarankan penyaluran tenaga listrik yang dihasilkan juga penting untuk direncanakan. Dia berharap tenaga listrik yang dihasilkan dapat dirasakan manfaatnya bagi UMKM dan kawasan industri kecil di wilayah tersebut.
"Harapannya output listrik dari PSEL-nya itu terintegrasi dengan pengembangan UMKM misalnya disalurkan kepada satu kawasan industri UMKM atau disalurkan ke rumah tangga produktif," sebut Yayat.
Yayat juga mengingatkan jika ingin mengolah sampah menjadi listrik, harus ada penghitungan berapa volume sampah yang bisa diolah dan dioptimalkan sebagai pemasok kebutuhan energinya. Sehingga sampahnya bisa menghasilkan listrik.
"Kalau misalnya nanti ke PLN, PLN juga akan menghitung apakah tarif yang ditawarkan oleh Pemkot Tangsel ini tarifnya menjadi tarif yang ekonomis atau tidak," ujar dia.