Dolar AS Melempem di Tengah Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi

Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.

Dolar AS Melempem di Tengah Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi

Husen Miftahudin • 2 April 2025 08:49

New York: Indeks dolar Amerika Serikat (DXY), yang mengukur nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang, diperdagangkan mendekati area 104,20 pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Hal ini menunjukkan sedikit bias arah setelah serangkaian rilis data ekonomi AS yang lemah.
 
Mengutip FX Street, Rabu, 2 April 2025, hasil IMP Manufaktur ISM yang lebih lemah dari perkiraan, penurunan lowongan kerja, dan komentar hati-hati Fed menggambarkan prospek yang suram bagi greenback.
 
Meskipun ada kenaikan yang moderat, latar belakang teknis tetap rapuh karena para pedagang menantikan pendorong makro lebih lanjut akhir minggu ini.
 
Adapun, PMI Manufaktur ISM AS turun menjadi 49 pada Maret dari 50,3 pada Februari, meleset dari perkiraan 49,5. Sementara Indeks Ketenagakerjaan sektor ini turun ke 44,7, level terendah sejak Juli lalu, menandakan semakin cepatnya laju pemutusan hubungan kerja (PHK).
 
Di sisi lain, Indeks Harga yang Dibayar melonjak menjadi 69,4 dari 62,4, menunjukkan tekanan inflasi baru di tengah masalah pasokan terkait tarif. Ketua Komite Survei Bisnis ISM mengatakan permintaan tetap membingungkan bagi bisnis karena pengurangan staf dan pemotongan produksi sedang berlangsung.
 

Baca juga: Dolar AS Bersiap Hadapi Tarif Timbal Balik Trump


(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
 

Pasar tenaga kerja melemah

 
Lowongan Pekerjaan JOLTS AS turun menjadi 7,56 juta pada Februari, di bawah ekspektasi dan mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja. Jumlah perekrutan dan pemutusan hubungan kerja secara umum tetap tidak berubah, masing-masing sebesar 5,4 juta dan 5,3 juta. Barkin dari Fed memperingatkan data saat ini sulit dibaca, dan menyebutnya 'terbungkus dalam kabut tebal'.
 
Meskipun Lowongan Kerja menurun, SEP terbaru Fed memproyeksikan Tingkat Pengangguran stabil mendekati 4,4 persen pada 2025. Pasar mata uang tampak kurang reaktif terhadap tarif, lebih berfokus pada tanda-tanda stagnasi atau kontraksi ekonomi.
 
Pedagang juga semakin berhati-hati menjelang laporan Nonfarm Payrolls (NFP) pada Jumat. Data CME menunjukkan kecil kemungkinan penurunan suku bunga di Mei, tetapi tekanan dovish dapat muncul jika data selanjutnya mengecewakan.
 
DXY terus bergerak antara 104,00 dan 105,00 saat pasar mencari keyakinan. Sentimen risiko masih rapuh karena para pedagang waspada terhadap penurunan tambahan dalam ekuitas dan obligasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)