Mandek Puluhan Tahun, Bahlil Ancam Cabut Konsesi Kontraktor Blok Masela

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Foto: dok BKPM.

Mandek Puluhan Tahun, Bahlil Ancam Cabut Konsesi Kontraktor Blok Masela

Insi Nantika Jelita • 31 January 2025 13:40

Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan ultimatum akan mencabut konsesi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Blok Masela, Inpex Corporation (Inpex). Proyek gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang berada di Lapangan Abadi Blok Masela, Tanimbar, Maluku, telah mandek puluhan tahun.
 
Inpex, perusahaan asal Jepang telah mendapatkan hak melakukan kegiatan eksplorasi di Blok Masela pada November 1998. Lalu, cadangan gas Blok Masela secara resmi ditemukan di 2000. Saat itu Inpex Masela Ltd telah mengebor sumur eksplorasi pertama yaitu sumur Abadi-1 di kedalaman 4.230 meter.
 
Kemudian, pada Desember 2008 Inpex mendapat persetujuan sementara rencana pengembangan atau PoD 1 di bawah kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, proyek itu jalan di tempat, hingga akhirnya Inpex baru menyerahkan revisi PoD proyek LNG Blok Masela kepada pemerintah pada Juni 2019.
 
"Masela itu sudah 26 tahun, dari saya masih aktivis sampai saat ini (belum beroperasi). Aku sudah bikin surat, kamu (Inpex) kalau tahun ini tidak melakukan pekerjaan produksi, ya mohon maaf, atas nama undang-undang kita akan mengevaluasi," ucap Bahlil di Jakarta, dikutip Jumat, 31 Januari 2025.
 

Baca juga: Bahlil: RI Tidak Mau Terjebak soal Perjanjian Iklim Paris


(Ilustrasi eksplorasi migas. Foto: dok Kementerian ESDM)
 

Peringatan agar kontraktor tak sewenang-wenang

 
Sikap tegas tersebut, ungkap Bahlil, sebagai peringatan kepada kontraktor Blok Masela supaya tidak sewenang-wenang menjalankan proyek strategis nasional (PSN) itu. Adapun Skema pengoperasian blok tersebut kombinasi antara offshore atau di laut lepas dan onshore atau pekerjaan di daratan hingga daerah garis pantai untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.
 
"Negara Indonesia tidak boleh dimainkan. Supaya apa? Jangan pengusaha mengendalikan negara. Tapi negara yang harus mengendalikan pengusaha, dengan catatan negara juga enggak boleh zalim untuk pengusaha," ucap Politikus Golkar itu.
 
Ia menekankan pentingnya pengoperasian Blok Masela, sehingga perlu beroperasi. Proyek itu digadang memproduksi kilang LNG 9,5 juta ton per tahun/million ton per annual (mtpa) dan 150 juta kaki kubik (mmscfd) dalam bentuk gas pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 juta barel (million stock tank barrels/mmstb
 
"Barang ini sudah dipegang konsesinya, tapi enggak dijalankan. Aku sudah bilang, kalau ini tidak berjalan kita akan evaluasi untuk kebaikan investor, rakyat, bangsa, dan negara," tegas Bahlil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)