Gedung Putih: Tiga Negara Bahas Perilaku Tiongkok di Laut China Selatan

Salah satu pulau artifisial di Laut China Selatan. (EPA-EFE)

Gedung Putih: Tiga Negara Bahas Perilaku Tiongkok di Laut China Selatan

Willy Haryono • 13 January 2025 14:01

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu secara virtual pada hari Minggu kemarin dengan mitranya dari Jepang dan Filipina untuk memajukan kerja sama di antara ketiga negara, kata Gedung Putih.

Mereka membahas keamanan maritim trilateral dan kerja sama ekonomi, serta "perilaku berbahaya dan melanggar hukum Tiongkok di Laut China Selatan," lanjut Gedung Putih, dilansir dari AsiaOne, Senin, 13 Januari 2025.

"Ketiga pemimpin sepakat tentang pentingnya koordinasi berkelanjutan untuk memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” sebut Gedung Putih.

Biden berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Minggu malam, seminggu sebelum Biden meninggalkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari.

Manila mengatakan ketiga negara, yang bertemu untuk pertemuan puncak trilateral di Washington pada bulan April, sepakat untuk lebih memperkuat hubungan mereka dalam menghadapi meningkatnya ketegangan di perairan regional.

Laut China Selatan, jalur perdagangan tahunan senilai lebih dari USD3 triliun, telah diganggu oleh meningkatnya ketegangan selama bertahun-tahun. Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan meski putusan Pengadilan Arbitrase Permanen di tahun 2016 menyatakan klaim Beijing tersebut tidak memiliki dasar hukum.

AS telah meningkatkan keterlibatan keamanannya dengan Filipina di bawah Marcos Jr, mengamankan akses yang diperluas ke pangkalan-pangkalan Filipina.

Pernyataan Gedung Putih tidak menyebutkan adanya diskusi tentang rencana akuisisi US Steel oleh Nippon Steel, yang diblokir Biden pada 3 Januari dengan alasan masalah keamanan nasional.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan Ishiba meminta Biden untuk meredakan kekhawatiran di komunitas bisnis Jepang dan AS atas keputusan tersebut, dengan mencatat bahwa kerja sama di antara sekutu dan negara-negara yang berpikiran sama sangat diperlukan demi membangun rantai pasokan yang tangguh.

Baca juga:  Filipina Pantau Erat Kapal Penjaga Pantai Terbesar Tiongkok

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)