Indonesia Jadi Negara Pertama yang Capai Kesepakatan Tarif AS

Presiden AS Donald Trump. Foto: dok Xinhua.

Indonesia Jadi Negara Pertama yang Capai Kesepakatan Tarif AS

Ade Hapsari Lestarini • 17 July 2025 13:51

Jakarta: Indonesia menjadi negara pertama yang mencapai kesepakatan penurunan tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) setelah diberlakukannya kebijakan baru oleh Presiden Donald Trump. Produk asal Indonesia kini dikenakan tarif sebesar 19 persen, turun dari sebelumnya 32 persen. Angka ini juga tercatat sebagai tarif terendah di antara negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang dikenakan 25 persen dan Vietnam 20 persen.

Kesepakatan ini tercapai melalui proses negosiasi intensif yang dimulai dengan respons cepat Pemerintah Indonesia terhadap surat resmi dari Presiden Trump tertanggal 7 Juli 2025. Proses tersebut difinalisasi dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump di Washington D.C. pada 9 Juli.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah melakukan serangkaian kunjungan ke Amerika Serikat sejak April 2025 untuk memperkuat posisi Indonesia dalam pembicaraan tersebut.


Presiden AS Donald Trump. Foto: dok EPA.
 

Baca juga: Trump Bakal Kenakan Tarif 10% untuk Negara-negara Kecil di Afrika dan Karibia
 

Tarif Indonesia lebih rendah


Keunggulan posisi Indonesia tercermin dari tarif yang lebih rendah dibandingkan Bangladesh (35 persen), Thailand (36 persen), dan Filipina (20 persen). Amerika Serikat juga menyatakan komitmennya untuk menjaga akses pasar bagi produk-produk ekspor asal Indonesia.

"Alhamdulillah, negosiasi alot tapi akhirnya sepakat. AS pahami kepentingan kita, kita juga pahami kepentingan mereka. Tarif turun dari 32 persen jadi 19 persen," ujar Prabowo, melansir laman Kemenko Perekonomian, Kamis, 17 Juli 2025.

Prabowo menegaskan, Indonesia maupun AS saling memahami kepentingan masing-masing dan penurunan tarif ini akan tetap memberikan perlindungan terhadap pekerja Indonesia.

Kesepakatan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekspor nasional dan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar Amerika Serikat. Pemerintah berkomitmen melanjutkan dialog ekonomi strategis dengan AS di berbagai sektor dan terus mengedepankan pendekatan diplomasi konstruktif untuk memperluas akses pasar global.

Kesepakatan tarif ini dinilai mencerminkan kekuatan diplomasi ekonomi Indonesia di tengah ketegangan perdagangan global dan diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekspor nasional, khususnya di sektor tekstil, elektronik, dan kelapa sawit. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)