Korban Tewas Serangan AS terhadap Houthi di Yaman Jadi 24 Orang

Pesawat jet tempur F-16 buatan AS. (EPA)

Korban Tewas Serangan AS terhadap Houthi di Yaman Jadi 24 Orang

Willy Haryono • 16 March 2025 13:30

Washington: Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu kemarin melancarkan serangan udara di Yaman, yang menewaskan 24 orang dalam upaya menargetkan kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran dan "mempertahankan kepentingan Amerika," lapor kantor berita Reuters.

Komando Pusat AS (CENTCOM), dalam sebuah unggahan di media sosial, membagikan foto sejumlah pesawat jet tempur yang lepas landas dari kapal induk dan sebuah bom yang menghancurkan kompleks bangunan di Yaman.

"Pada tanggal 15 Maret, Komando Pusat AS memulai serangkaian operasi yang terdiri dari serangan presisi terhadap target-target Houthi yang didukung Iran di seluruh Yaman untuk mempertahankan kepentingan Amerika, menghalangi musuh, dan memulihkan kebebasan navigasi,” sebut CENTCOM, dikutip dari Hindustan Times, Minggu, 16 Maret 2025.

Presiden AS Donald Trump juga menggunakan Truth Social untuk mengumumkan operasi militer terhadap pemberontak Houthi di Yaman, dan memperingatkan Iran untuk memutuskan hubungan dengan kelompok tersebut.

"Hari ini, saya telah memerintahkan Militer Amerika Serikat untuk meluncurkan tindakan Militer yang tegas dan kuat terhadap teroris Houthi di Yaman. Mereka telah melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang tak henti-hentinya terhadap kapal, pesawat, dan drone Amerika dan negara lain,” ungkap Trump.

Menanggapi Iran, Trump berkata, “Dukungan untuk teroris Houthi harus SEGERA diakhiri! JANGAN mengancam Rakyat Amerika, Presiden mereka, yang telah menerima salah satu mandat terbesar dalam Sejarah Kepresidenan, atau jalur pelayaran di seluruh dunia.”

“Jika Anda melakukannya, WASPADALAH, karena Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda dan, kami tidak akan bersikap baik tentang hal itu!” lanjut dia.

Dukungan Houthi terhadap Palestina

Trump mengklaim serangan itu merupakan respons terhadap Houthi yang menghalangi pengiriman di Laut Merah dan merugikan kepentingan Amerika. Ia juga mengecam mantan Presiden Joe Biden karena tidak bertindak dalam menangani Houthi.

Houthi telah bersumpah bahwa serangan itu “tidak akan berlalu tanpa respons.” Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di stasiun televisi Al-Masirah, mereka berkata, “Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi.”

Kementerian Kesehatan Yaman mengonfirmasi kematian 20 orang, dan sedikitnya sembilan orang lainnya mengalami luka-luka. Di website Huthi Ansarollah, mereka mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai "agresi AS-Inggris" dan "kebrutalan kriminal" oleh pemerintahan Trump.

Houthi telah mengumumkan pada Selasa lalu niat mereka untuk melanjutkan kampanye menghalangi pengiriman di Laut Merah dan mengendalikan lalu lintas pengiriman dunia, hingga Israel mencabut blokade bantuannya kepada Palestina.

Awal bulan ini, AS, sekutu setia Israel, mengklasifikasi ulang Houthi sebagai "organisasi teroris asing,” dengan menyatakan bahwa mereka telah menyerang kapal perang negara itu sebanyak 174 kali dan kapal komersialnya 145 kali sejak tahun 2023.

Baca juga:  Serangan AS di Yaman Tewaskan 13 Orang, Houthi Bertekad Balas Dendam

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)