Asap dari serangan udara AS terhadap Houthi di Yaman. (Anadolu Agency)
Sanaa: Pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) telah melancarkan serangan udara pada Sabtu malam di beberapa lokasi milik kelompok pemberontak Houthi di ibu kota Yaman, Sanna, dan provinsi utara Saada, menewaskan sedikitnya 13 orang, laporan saluran televisi al-Masirah TV yang dikelola Houthi.
"Ini adalah jumlah korban awal karena jumlah kematian dapat meningkat," laporan media tersebut, mengutip pernyataan kementerian kesehatan yang dikelola Houthi, seraya menambahkan bahwa sedikitnya sembilan orang lainnya terluka.
Al-Masirah TV juga melaporkan empat serangan udara di lingkungan permukiman Al-Jarraf di Sanaa utara dan beberapa serangan udara lainnya di lingkungan permukiman Shoab di Sanaa timur.
Sore harinya, serangan baru menghantam lokasi di bagian utara kota pusat provinsi yang menjadi nama kota tersebut, Saada, benteng utama Houthi di utara. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan saluran televisi tersebut.
Menurut penduduk setempat, serangan di Sanna menargetkan depot amunisi dan roket di dekat stasiun televisi negara yang dikuasai Houthi di lingkungan Al-Jarraf. Asap putih terlihat mengepul dari lingkungan tersebut, dan serangkaian ledakan dipicu setelah serangan udara tersebut, tambah saksi mata.
Organisasi Teroris Asing
Osama Sari, seorang pejabat Houthi, menulis di media sosial X bahwa serangan di lingkungan Al-Jarraf juga merusak beberapa bagian Universitas Modern Khusus di dekat Jalan Bandara.
Mengutip dari Xinhua, Minggu, 16 Maret 2025, sumber Houthi lainnya mengatakan bahwa serangan udara tersebut juga menargetkan dua rumah pemimpin utama Houthi.
Ini adalah operasi militer pertama yang dilakukan militer AS terhadap lokasi Houthi sejak Presiden AS Donald Trump mengambil alih kekuasaan pada Januari dan mendesain ulang kelompok tersebut sebagai "organisasi teroris asing."
Trump menulis keterangan di media sosial Truth Social, bahwa serangan udara terhadap "pangkalan, pemimpin, dan pertahanan rudal teroris tersebut adalah untuk melindungi aset pengiriman, udara, dan laut Amerika, dan untuk memulihkan kebebasan navigasi."
Ia juga memperingatkan Houthi bahwa jika mereka tidak menghentikan serangan mereka "mulai hari ini... Neraka akan menimpa kalian seperti yang belum pernah kalian lihat sebelumnya."
Sepak Terjang Houthi
Sementara itu, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengunggah rekaman di X yang memperlihatkan pesawat tempur lepas landas dari kapal induk AS di Laut Merah, dengan mengatakan bahwa mereka "memulai serangkaian operasi yang terdiri dari serangan presisi terhadap target Houthi yang didukung Iran di seluruh Yaman untuk membela kepentingan Amerika, menghalangi musuh, dan memulihkan kebebasan navigasi."
Setelah serangan udara AS, Houthi bersumpah untuk balas dendam, dengan mengatakan "agresi ini tidak akan berlalu tanpa respons," dan bahwa kelompok itu "sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi," kata biro politik Houthi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh al-Masirah TV.
Pada hari Selasa, Houthi mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan terhadap kapal Israel mana pun di Laut Merah, Laut Arab, Teluk Aden, dan Selat Bab al-Mandab hingga penyeberangan Jalur Gaza dibuka kembali dan bantuan diizinkan masuk.
Dari November 2023 hingga 19 Januari, Houthi yang saat ini menguasai sebagian besar Yaman utara termasuk ibu kota Sanaa, telah melancarkan puluhan serangan pesawat nirawak (drone) dan roket terhadap kapal-kapal terkait Israel dan kota-kota Israel untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Palestina di tengah konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Houthi menghentikan serangan mereka pada 19 Januari, ketika kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku.
Baca juga:
AS Resmi Implementasikan Status Houthi sebagai Organisasi Teroris Asing