Saham AS Anjlok di Tengah Kekhawatiran Tarif Trump hingga Kenaikan Inflasi

Ilustrasi pergerakan harga saham di Wall Street. Foto: Freepik.

Saham AS Anjlok di Tengah Kekhawatiran Tarif Trump hingga Kenaikan Inflasi

Husen Miftahudin • 8 February 2025 08:31

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street anjlok pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), karena para pedagang merasa gelisah oleh berbagai berita tarif dan inflasi yang menambah volatilitas minggu ini.

Mengutip Xinhua, Sabtu, 8 Februari 2025, saham AS secara umum menurun, dengan Dow Jones Industrial Average tercatat turun 444,23 poin, yang setara dengan penurunan 0,99 persen.

Sementara S&P 500 diperdagangkan turun sekitar 0,95 persen, dan Nasdaq Composite turun 1,36 persen. Penurunan terjadi di semua sektor S&P 500 karena investor bereaksi terhadap ketidakpastian ekonomi yang ada.

Pasar terpukul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk mengenakan tarif timbal balik pada mitra dagang, sebuah langkah yang dapat menyebabkan peningkatan tarif secara menyeluruh untuk menyamai tarif yang dikenakan oleh AS.

"Saya akan mengumumkan perdagangan timbal balik minggu depan, sehingga kita diperlakukan sama dengan negara lain," kata Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang yang sedang berkunjung. 
 

Baca juga: IHSG Masih Tak Berdaya di Akhir Pekan, Terjun Bebas 1,93%


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Ekspektasi inflasi melonjak jadi 4,3%


Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan keyakinan konsumen pada Februari turun menjadi 67,8, jauh lebih rendah dari 71,3 yang diantisipasi oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

"Ekspektasi inflasi tahun depan melonjak dari 3,3 persen bulan lalu menjadi 4,3 persen bulan ini, pembacaan tertinggi sejak November 2023 dan menandai dua bulan berturut-turut peningkatan yang luar biasa besar," kata survei tersebut.

Di bidang lapangan pekerjaan, AS menambah 143 ribu posisi pada Januari, suatu angka yang lebih rendah dari total revisi Desember sebanyak 307 ribu dan perkiraan 169 ribu oleh para ekonom. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi empat persen, di bawah yang diharapkan sebesar 4,1 persen, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja.

Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyebut laporan pekerjaan itu 'kuat' dan mengatakan hal itu menunjukkan mulai beradaptasi dengan sesuatu seperti lapangan kerja penuh. Ia menambahkan bank sentral mungkin akan menunda untuk saat ini, tetapi ia masih melihat suku bunga bergerak turun selama 12-18 bulan ke depan.

Dalam berita korporat, saham Uber melonjak lebih dari delapan persen ke level tertingginya setelah manajer dana lindung nilai miliarder Bill Ackman, CEO Pershing Square Capital Management, mengungkapkan perusahaannya memegang lebih dari 30 juta saham di perusahaan transportasi online itu, yang nilainya lebih dari USD2 miliar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)