Kehilangan 30 Poin Pagi Ini, Bagaimana Nasib Rupiah Jelang Akhir Pekan?

Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Kehilangan 30 Poin Pagi Ini, Bagaimana Nasib Rupiah Jelang Akhir Pekan?

Husen Miftahudin • 8 August 2025 09:56

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 8 Agustus 2025, rupiah hingga pukul 09.34 WIB berada di level Rp16.316,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 30 poin atau setara 0,18 persen dari Rp16.286,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.285 per USD. Rupiah malah menguat 22 poin atau setara 0,13 persen dari Rp16.307 pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.230 per USD hingga Rp16.290 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
 

Baca juga: Dolar AS Ganyang Mata Uang Utama Dunia saat Waller Jadi Sosok Favorit Gantikan Powell
 

Semikonduktor kena tarif 100%


Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh sentimen kabar Presiden AS Donald Trump yang akan mengenakan tarif 100 persen pada semikonduktor impor dari negara-negara tertentu kecuali mereka berinvestasi dalam manufaktur chip AS.

Kebijakan ini, jelas Trump, bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri tetapi memicu kekhawatiran akan gangguan lebih lanjut pada rantai pasokan global dan inflasi yang lebih tinggi.

Trump juga menandatangani perintah, menggandakan tarif AS untuk impor dari India menjadi 50 persen, dengan alasan pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut. Dalam sebuah unggahan di Truth Social Rabu malam, Trump mengatakan tarif timbal balik akan berlaku pada tengah malam, membuat investor tetap waspada.

"Pasar meningkatkan taruhan penurunan suku bunga The Fed untuk September dari ekspektasi Federal Reserve mungkin mulai memangkas suku bunga paling cepat September, setelah data yang dirilis minggu ini menunjukkan sektor jasa AS melambat pada Juli, menyusul data penggajian nonpertanian yang mengecewakan minggu lalu," papar Ibrahim.

Namun penurunan yang terjadi pada indeks dolar AS disebabkan oleh ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan September tetap berada di sekitar peluang 92 persen, menurut CME FedWatch Tool.

"Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Pidato terbaru dari para pembuat kebijakan The Fed menunjukkan bank sentral cenderung memangkas suku bunga, tetapi ketidakpastian tetap ada karena kekhawatiran inflasi yang didorong oleh tarif," urai Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Cadangan devisa RI merosot


Sementara, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia menurun. Pada akhir Juli 2025 cadangan devisa RI sebesar USD152,0 miliar, menurun tipis dari posisi pada akhir Juni 2025 yang sebesar USD152,6 miliar.

Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah ini merupakan respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)