Tiongkok telah mengalami cuaca ekstrem selama berminggu-minggu sejak Juli, dihantam curah hujan lebih deras dari biasanya. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 17 August 2025 17:19
Beijing: Sedikitnya delapan orang tewas dalam banjir bandang di Tiongkok utara, menurut laporan media pemerintah pada Minggu, 17 Agustus 2025. Empat orang lainnya masih hilang, sementara monsun Asia Timur terus memicu kekacauan atmosfer di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Tanggul sungai yang melintasi padang rumput di Mongolia Dalam jebol sekitar pukul 22.00 waktu setempat pada 16 Agustus, menghanyutkan 13 orang yang sedang berkemah di pinggiran Kota Bayannur, pusat pertanian utama. Satu orang berhasil diselamatkan, demikian laporan media pemerintah yang dikutip The Straits Times.
Tiongkok telah mengalami cuaca ekstrem selama berminggu-minggu sejak Juli, dihantam curah hujan lebih deras dari biasanya akibat monsun yang terhenti di wilayah utara dan selatan.
Para ahli cuaca mengaitkan pola yang bergeser ini dengan perubahan iklim, yang menantang otoritas ketika banjir bandang memaksa ribuan orang mengungsi dan mengancam kerugian ekonomi bernilai miliaran dolar.
Bayannur merupakan basis nasional penting untuk produksi biji-bijian dan minyak, serta pusat pembiakan dan pengolahan domba.
Di sisi lain negeri itu, larangan melaut selama tiga setengah bulan di provinsi selatan Hainan berakhir pada 16 Agustus, setelah pejabat pertanian memerintahkan kapal untuk tetap berlindung di pelabuhan akibat hujan deras yang terus mengguyur.
Bencana di Mongolia Dalam ini menyusul hujan deras mematikan di Beijing, sekitar 1.000 km jauhnya, akhir bulan lalu, yang menewaskan sedikitnya 44 orang dan memaksa evakuasi lebih dari 70.000 penduduk.
Pemerintah pusat pekan lalu mengumumkan tambahan dana bantuan bencana sebesar 430 juta yuan (setara S$76,6 juta), sehingga total anggaran yang dialokasikan sejak April mencapai sedikitnya 5,8 miliar yuan.
Baca juga: Beijing Siaga Penuh Hadapi Hujan Deras, Warga Diminta Tak Keluar Rumah