Daviq Umar Al Faruq • 13 August 2025 17:51
Malang: Angka stunting di Kota Malang, Jawa Timur, naik signifikan berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Prevalensi stunting tercatat 22,4 persen. Angka ini tercatat meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di angka 17 persen. Lonjakan ini mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meluncurkan program Kabar Penting atau Kampus Bergerak Peduli Stunting.
Program yang diluncurkan di Ruang Sidang Balai Kota Malang ini melibatkan 27 perguruan tinggi berbasis kesehatan untuk memperkuat intervensi berbasis edukasi, riset, dan pemberdayaan masyarakat. Peluncuran dilakukan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, mewakili Wali Kota Malang.
"Besar harapan kami agar kampus dapat hadir di tengah masyarakat, dan program Kampus Bergerak Peduli Stunting menjadi langkah awal yang tepat untuk memulai aksi nyata tersebut," kata Erik di Malang, Rabu, 13 Agustus 2025.
Erik juga mengapresiasi perangkat daerah, puskesmas, kader posyandu, dunia pendidikan, dan organisasi masyarakat yang telah berperan dalam upaya penanganan stunting. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar Kota Malang bebas dari stunting dan kekurangan gizi.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai penguat komitmen bersama untuk memastikan setiap anak di Kota Malang tumbuh sehat, cerdas, dan penuh harapan, karena itulah fondasi masa depan bangsa kita,” jelas Erik.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, menyebut keterlibatan perguruan tinggi dalam penanganan stunting merupakan langkah baru. Sebelum peluncuran, pihaknya menggelar koordinasi dan diskusi daring untuk menyusun konsep program.
“Perangkat daerah lintas sektor sudah bergerak, tapi yang belum terpikir adalah perguruan tinggi. Maka kami membuat pola agar perguruan tinggi, terutama yang memiliki basis kesehatan, bisa berperan aktif dalam penanganan stunting,” jelas Husnul.
Dalam program ini, 27 kampus akan membina dan memantau 57 kelurahan. Setiap kampus mengampu dua hingga tiga kelurahan, bekerja sama dengan organisasi profesi seperti dokter, bidan, dan perawat. Fokus kegiatan mencakup pola asuhan keperawatan dan kebidanan, serta penanganan balita stunting yang mengalami gangguan pertumbuhan.
"Targetnya, pada survei gizi akhir 2025 kita bisa menurunkan angka stunting mendekati target nasional di kisaran 14–17 persen," ungkap Husnul.
Program Kabar Penting mulai dijalankan pada Agustus 2025 dan akan dievaluasi di akhir tahun. Pada 2026, Pemkot Malang menargetkan keterlibatan 67 perguruan tinggi untuk memperluas jangkauan program.