DNA Jadi Kunci Identifikasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Caption: Basarnas evakuasi satu jenazah dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny. Dokumentasi/ Basarnas Surabaya

DNA Jadi Kunci Identifikasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Amaluddin • 4 October 2025 12:20

Surabaya: Proses identifikasi jenazah korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, masih terus berlangsung. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri turun tangan membantu Polda Jawa Timur, namun menghadapi tantangan besar karena kondisi jenazah sulit dikenali.

Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Wahju Hidajati Dwi Palupi, mengatakan metode identifikasi primer melalui sidik jari dan gigi tidak bisa digunakan maksimal karena sebagian besar korban merupakan santri berusia 12–15 tahun.

"Sidik jari sudah mulai rusak karena jenazah membusuk. Kalaupun ada sidik jari, anak-anak ini belum memiliki KTP, sehingga tidak ada data pembanding. Dari gigi pun sulit karena pertumbuhan mereka hampir sama, tidak ada ciri khas yang bisa dijadikan pembeda," kata Wahju di Sidoarjo, Sabtu, 4 Oktober 2025.
 

Baca: Tim SAR Gabungan Target Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Rampung Akhir Pekan
 
Selain itu, kesamaan pakaian para santri juga menyulitkan identifikasi sekunder. Mengingat para korban menggunakan pakaian warna putih, sama dengan korban lainnya.

"Semua mengenakan koko putih dan sarung saat musala ambruk. Tidak ada identitas tambahan seperti nama di baju, cincin, atau properti lain yang bisa jadi penanda khusus," jelas Wahju.

Dengan kondisi ini, tim DVI akhirnya mengandalkan pemeriksaan DNA sebagai metode utama. Namun proses ini membutuhkan waktu tidak sebentar.

"Pemeriksaan DNA minimal butuh tiga hari. Kalau sampel jaringan tubuhnya masih bagus mungkin cepat, tapi kalau kondisi sudah rusak dan membusuk, prosesnya bisa lebih lama, bahkan sampai dua minggu," ungkap Wahju.

Saat ini, kata dia, lima dari delapan jenazah baru yang diterima pos mortem masih dalam proses identifikasi. Sementara itu, laporan kehilangan dari berbagai pihak masih simpang siur, antara 58 hingga 66 orang.

“Begitu ada hasil DNA yang match dengan sampel keluarga, kami akan segera hubungi dan sampaikan kabar resmi. Setelah itu, keluarga akan diberikan keputusan bagaimana jenazah diserahkan, dimandikan, dan dimakamkan sesuai prosedur,” ujar Wahju.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)