PKM Bio-Kopikat di Desa Simpang Luas, Kabupaten Lampung Barat. Foto: Tim PKM.
Husen Miftahudin • 18 September 2025 09:28
Jakarta: Sampah limbah dari kulit kopi yang dianggap tidak berguna, ternyata memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kopi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satunya Usaha Dagang (UD) Saifur Rohman. Pelaku UMKM kopi di Desa Simpang Luas, Kecamatan Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat ini memiliki potensi besar untuk melakukan pengolahan limbah kulit kopi menjadi produk bernilai jual seperti bahan pembenah tanah organik yang dapat dijadikan produk usaha serta mendukung perkembangan ekonomi hijau.
Potensi sumber daya lokal yang melimpah dan tidak dimanfaatkan memberikan peluang untuk berkolaborasi antara pelaku usaha dengan institusi pendidikan tinggi dalam bentuk implementasi Tri Dharma bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kolaborasi ini dapat menyulap limbah kulit kopi menjadi 'emas hijau' yang juga mendukung berkembangnya ekonomi hijau.
Dalam pelaksanaannya, tim pengabdian tidak hanya memberikan sosialisasi, tetapi juga menyelenggarakan pelatihan praktik secara langsung. Kegiatan pengolahan limbah ini dilakukan menggunakan teknologi sederhana berupa drum pengolah limbah yang dirancang secara sederhana menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh.
"Mitra diajarkan cara pembuatan dan perakitan alat ini yang kemudian akan dijadikan drum untuk membuat bahan pembenah tanah yang kami sebut Bio-Kopikat," ungkap Ketua PKM Machya Kartika Tsani.
Machya menjelaskan, peserta dilatih mengolah kulit kopi dengan berbagai bahan tambahan yang bersifat organik lainnya seperti kohe, sekam, dengan tambahan asam humat dan EM4. Pengolahan limbah ini dilakukan dengan mencampurkan semua bahan dan diolah hingga menghasilkan produk bertekstur remah, berwarna cokelat gelap, dan beraroma tanah segar.
"Produk ini kemudian dapat digunakan sebagai pembenah tanah (Bio-Kopikat) untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian," papar dia.
Baca juga: Wamendiktisaintek Tinjau Lokasi Pembangunan Sekolah Garuda di Katingan Kalteng |